Notification

×

Iklan

Iklan

Kasus Syaikh Shalih Al-Thalib: Cermin Dilema Kebebasan Berpendapat di Arab Saudi

Rabu | Oktober 08, 2025 WIB | 0 Views

Sheikh Dr. Saleh bin Muhammad Al-Thalib, yang pernah menjabat sebagai imam dan khatib Masjidil Haram di Mekkah sejak sekitar tahun 2003, telah dibebaskan setelah menjalani tahanan selama lebih dari tujuh tahun. Namun demikian, menurut laporan, beliau masih berada dalam tahanan rumah dengan alat pelacak elektronik di pergelangan kaki.

Latar Belakang Penahanan


Penahanan terhadap Sheikh Al-Thalib bermula pada Agustus 2018, tak lama setelah beliau menyampaikan khutbah yang dinilai kontroversial oleh otoritas Saudi. Dalam khutbah tersebut, beliau menekankan kewajiban seorang Muslim untuk menentang kejahatan di ruang publik dan menyampaikan kritik terhadap kebijakan hiburan umum di Arab Saudi, termasuk percampuran pria dan wanita non-muhrim dalam konser dan acara publik lainnya.

Menurut Prisoners of Conscience, sebuah organisasi advokasi HAM, penangkapan ini terjadi “setelah menyampaikan khutbah tentang kewajiban dalam Islam untuk lantang menentang segala bentuk kejahatan di depan umum.”

Media seperti Khaleej Online dan laporan-laporan regional menyebut bahwa Al-Thalib juga mengkritik pembauran antara laki-laki dan perempuan dalam acara publik yang menurutnya bertentangan dengan syariat Islam dan membahayakan moral masyarakat.

Proses Hukum dan Vonis


Setelah penangkapan tersebut, Al-Thalib sempat dibebaskan oleh Pengadilan Kriminal Khusus, namun kemudian dikembalikan ke tahanan setelah Pengadilan Banding memutuskan hakim sebelumnya keliru. Pada tahun 2022, Pengadilan Banding Arab Saudi menjatuhkan hukuman 10 tahun penjara terhadap beliau.

Menurut sebuah sumber, dakwaan terhadap Al-Thalib “mengundang kontroversi” karena dianggap merasa keberatan terhadap reformasi yang membawa budaya asing ke Saudi, termasuk kebijakan moderasi sosial dan hiburan publik.

Pembebasan dan Kondisi Sekarang


Setelah lebih dari tujuh tahun ditahan, laporan terbaru menyebut bahwa Sheikh Al-Thalib telah dibebaskan dari penjara, tetapi tetap dikenakan tahanan rumah dan harus memakai gelang kaki elektronik sebagai alat pemantau.

Kelompok Prisoners of Conscience mengonfirmasi pembebasan ini melalui media sosial, meskipun belum ada konfirmasi resmi dari pemerintah Saudi terkait detail status hukumnya atau jangka waktu tahanan rumah tersebut.

Komentar, Implikasi, dan Tanggapan Otoritas


Sejauh ini, otoritas Saudi belum mengeluarkan pernyataan publik yang merinci alasan penahanan Al-Thalib ataupun kondisi pembebasannya. Hal ini mirip dengan selama masa penahanan, dimana penangkapan beliau sempat tidak dijelaskan secara terbuka.

Sementara itu, sebagian media Timur Tengah mencatat bahwa pembebasan Al-Thalib mungkin merupakan bagian dari upaya Kerajaan Arab Saudi menyikapi tekanan internasional atas kebebasan beragama dan kritik terhadap kebijakan dalam negeri.

Kasus Sheikh Saleh Al-Thalib menggambarkan ketegangan antara suara keagamaan konservatif yang kritik terhadap modernisasi sosial dan kebijakan hiburan publik di Arab Saudi, dengan upaya negara melakukan reformasi di era kepemimpinan Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Meskipun telah dibebaskan dari penjara, status hukumnya masih terbatas dan tetap diawasi oleh otoritas, menunjukkan bahwa meskipun ada pembukaan, kebebasan berpendapat dalam hal agama dan sosial tetap sangat dibatasi di Saudi.

Semoga Allah menjaga beliau dan memberikan keadilan serta kebebasan yang seadil-adilnya.
×
Berita Terbaru Update