Fikroh.com - Tel Aviv, Israel — Sebuah peristiwa mengharukan terjadi di tengah penahanan para aktivis Flotilla Sumud oleh otoritas Israel. Seorang kapten kapal berkebangsaan Italia, Tommaso Bortolazzi, dikabarkan memeluk Islam setelah menyaksikan keteguhan para aktivis Muslim menunaikan salat meski dalam kondisi penahanan yang ketat.
Menurut kesaksian para anggota Flotilla Sumud, peristiwa itu terjadi saat mereka ditahan di fasilitas keamanan Israel usai misi kemanusiaan mereka menuju Gaza. Para aktivis Muslim tetap melaksanakan salat berjamaah di ruang tahanan, meski sempat dilarang dan diancam oleh aparat setempat.
Dalam suasana yang tegang dan penuh tekanan, Bortolazzi yang sebelumnya non-Muslim tampak memperhatikan dengan seksama ibadah para aktivis tersebut. Sikap tenang, kekhusyukan, dan keteguhan mereka dalam menjalankan salat di tengah larangan justru meninggalkan kesan mendalam baginya.
Beberapa saksi menyebutkan bahwa Tommaso Bortolazzi kemudian menyatakan keinginannya untuk masuk Islam di tempat itu juga. Di hadapan rekan-rekan satu misi, ia mengucapkan dua kalimat syahadat dengan suara lantang, disambut takbir dan haru dari para tahanan Muslim.
“Kami semua menangis. Hidayah Allah datang di tempat yang tak terduga. Saat kami dilarang salat, justru ada seseorang yang menyaksikan keindahan Islam dari salat itu sendiri,” ujar salah satu anggota Flotilla Sumud dalam kesaksian yang beredar di media sosial.
Momen tersebut kini banyak dibicarakan di berbagai platform media dan forum internasional. Banyak pihak menilai bahwa peristiwa ini menjadi bukti kuat bagaimana nilai-nilai spiritual dalam Islam mampu menembus batas keyakinan dan situasi.
Hingga kini, pihak otoritas Israel belum memberikan keterangan resmi terkait laporan tersebut. Namun, kisah keislaman Tommaso Bortolazzi telah menyebar luas dan menjadi simbol keteguhan spiritual para pejuang kemanusiaan yang tetap beribadah meski di bawah tekanan.
