Notification

×

Iklan

Iklan

Tragedi Musala Ambruk di Pesantren Al Khoziny Sidoarjo: Satu Santri Meninggal, Puluhan Terluka

Senin | September 29, 2025 WIB | 0 Views
Tragedi Musala Ambruk di Pesantren Al Khoziny Sidoarjo: Satu Santri Meninggal, Puluhan Terluka

Fikroh.com - Tragedi memilukan melanda Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, pada Senin, 29 September 2025, ketika musala berlantai tiga di kompleks asrama putra tiba-tiba ambruk saat ratusan santri tengah melaksanakan salat Ashar. Insiden yang terjadi sekitar pukul 15.00 WIB ini menewaskan satu santri, Alfian Ibrahim, dan melukai puluhan lainnya, dengan beberapa masih diduga terjebak di bawah reruntuhan.

Kronologi


1. Tanggal dan Waktu Kejadian: Insiden terjadi pada Senin, 29 September 2025, sekitar pukul 15.00 WIB, tak lama setelah pelaksanaan salat Ashar berjamaah.

2. Lokasi dan Jenis Bangunan: Bangunan yang ambruk adalah musala berlantai tiga di kompleks asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny, Desa Buduran, Kecamatan Buduran, Sidoarjo. Lantai dasar digunakan sebagai musala, sedangkan lantai dua dan tiga direncanakan sebagai ruang pertemuan atau hall. Bangunan ini sedang dalam tahap pembangunan selama 9-10 bulan, dengan pengecoran terakhir dilakukan di dek lantai atas.

3. Proses Pengecoran: Menurut pengasuh pesantren, KH Raden Abdus Salam Mujib, proses pengecoran dek lantai tiga dimulai sejak pagi dan diperkirakan selesai sekitar pukul 12.00 WIB. Pengecoran ini merupakan tahap akhir dari pembangunan bangunan tersebut.

4. Detik-detik Kejadian: Saat ratusan santri sedang melaksanakan salat Ashar berjamaah, bangunan tiba-tiba bergoyang dan ambruk. Seorang santri bernama Wahid (kelas tujuh MTS Al Khoziny) menyebutkan bahwa ambruknya bangunan dimulai dari bagian ujung musala pada rakaat kedua salat, kemudian merembet ke bagian lain. Suara gemuruh dan getaran seperti gempa dirasakan, menyebabkan kepanikan di antara santri yang berlarian menyelamatkan diri.

5. Dampak dan Korban: Insiden ini menyebabkan satu santri, Alfian Ibrahim (11 tahun) dari Bangkalan, Madura, meninggal dunia. Sebanyak 83 santri lainnya menjadi korban, dengan 79 di antaranya berhasil dievakuasi dan dirawat di beberapa rumah sakit, seperti RSUD Sidoarjo (34 orang, 26 luka ringan, 8 luka berat), RSI Siti Hajar (45 orang), dan RS Delta Surya (4 orang). Beberapa santri masih diduga terjebak di reruntuhan, dengan dua di antaranya dilaporkan selamat saat proses evakuasi.

6. Proses Evakuasi: Tim gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD, dan relawan dikerahkan untuk mengevakuasi korban. Sebanyak 30 ambulans dan tiga alat berat digunakan untuk mempercepat proses evakuasi. Tim SAR juga mendeteksi tanda-tanda korban yang masih hidup di bawah reruntuhan. Proses evakuasi dilakukan secara hati-hati karena bangunan dianggap rawan runtuh lebih lanjut.

7. Penyebab Awal: Penyebab pasti ambruknya bangunan belum diketahui secara pasti dan masih diselidiki oleh Tim Inafis Polda Jatim. Namun, pengasuh pesantren menduga bahwa struktur bagian bawah bangunan tidak mampu menahan beban pengecoran di lantai atas.

8. Tanggapan Pengasuh Pesantren: KH Raden Abdus Salam Mujib menyebut kejadian ini sebagai takdir Allah dan meminta wali santri serta pihak terkait untuk bersabar. Seluruh kegiatan pesantren dihentikan sementara hingga situasi aman.

Proses evakuasi dan penyelidikan masih berlangsung hingga malam hari pada 29 September 2025, dengan fokus pada penyelamatan korban dan penentuan penyebab pasti ambruknya bangunan.

Catatan: Informasi ini berdasarkan laporan media daring dan dapat diperbarui seiring munculnya data baru. Untuk detail lebih lanjut, pantau sumber resmi atau laporan terbaru dari pihak berwenang.

Update Data Korban Musala Ambruk di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo. Sidoarjo, 30 September 2025 | 08:13 WIB


Jumlah korban akibat runtuhnya musala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, terus bertambah. Hingga Selasa (30/9/2025) pagi, tercatat 89 santri berhasil dievakuasi, dengan rincian 88 orang mengalami luka-luka dan satu orang meninggal dunia.

Para korban kini menjalani perawatan di beberapa rumah sakit. Sebanyak 38 orang dirawat di RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, enam orang di RS Delta Surya, serta 45 orang lainnya di RSI Siti Hajar.

Direktur Utama RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, dr. Atok Irawan, merinci kondisi pasien di rumah sakitnya: 27 orang menjalani rawat jalan, lima orang opname, dua menjalani operasi, dan satu pasien mengalami cedera otak ringan. Selain itu, seorang santri berinisial NA harus menjalani amputasi lengan kiri akibat tertimpa reruntuhan bangunan.

Sementara itu, seorang korban berinisial AH (13), yang dirawat di RS Delta Surya, dijadwalkan menjalani operasi pada Selasa siang setelah mengalami cedera kepala dan patah tulang lengan.

Peristiwa nahas ini terjadi pada Senin (29/9/2025) sekitar pukul 15.00 WIB, tepat ketika para santri tengah melaksanakan salat Asar. Musala yang berada di kompleks Ponpes Al Khoziny tiba-tiba ambruk dan menimpa para santri yang berada di dalamnya.

Sejumlah alat berat telah dikerahkan ke lokasi kejadian untuk mempercepat proses evakuasi. Bupati Sidoarjo, Subandi, memastikan upaya pencarian dan evakuasi korban akan dilakukan hingga tuntas.
×
Berita Terbaru Update