Notification

×

Iklan

Iklan

Penyebab Lisan Tidak Terjaga: Faktor Psikologis, Fisik, dan Medis yang Perlu Diketahui

Selasa | September 09, 2025 WIB | 0 Views
Penyebab Lisan Tidak Terjaga: Faktor Psikologis, Fisik, dan Medis yang Perlu Diketahui

Fikroh.com - Lisan adalah salah satu anugerah terbesar yang dimiliki manusia. Melalui lisan, seseorang dapat menyampaikan gagasan, mengekspresikan perasaan, hingga membangun hubungan dengan orang lain. Namun, lisan juga bisa menjadi sumber masalah apabila tidak dijaga dengan baik. Perkataan yang salah dapat melukai hati, memicu konflik, bahkan merusak citra diri.

Banyak orang mengira lisan yang tidak terjaga hanya berkaitan dengan sikap atau akhlak, padahal penyebabnya jauh lebih kompleks. Faktor psikologis, kebiasaan sosial, kondisi fisik, hingga gangguan medis bisa memengaruhi cara seseorang berbicara. Artikel ini akan membahas secara lengkap penyebab lisan tidak terjaga agar kita lebih memahami dan bisa melakukan pencegahan sejak dini.
 

Pentingnya Menjaga Lisan dalam Kehidupan Sehari-hari


Sebelum masuk pada penyebab, kita perlu memahami betapa pentingnya menjaga lisan. Perkataan yang keluar dari mulut bukan sekadar rangkaian kata, melainkan cerminan dari pikiran dan hati. Dalam kehidupan sosial, ucapan bisa menjadi jembatan komunikasi, namun bisa juga menjadi pisau yang melukai.

Dalam dunia kerja, lisan yang tidak terjaga dapat merusak profesionalitas, mengganggu relasi dengan kolega, hingga menurunkan kredibilitas. Sementara dalam keluarga, ucapan yang kasar dapat menghancurkan keharmonisan rumah tangga. Tidak heran, banyak nasihat bijak yang menekankan pentingnya berpikir sebelum berbicara.

Sayangnya, tidak semua orang mampu mengendalikan lisannya. Ada kalanya ucapan terlontar begitu saja tanpa pertimbangan, dan baru disadari dampak buruknya setelah terlambat. Untuk memahami hal ini, mari kita kupas penyebab-penyebabnya.
 

Penyebab Psikologis dan Kebiasaan


Faktor psikologis sangat berperan dalam cara seseorang mengendalikan lisannya. Emosi, kesadaran diri, dan lingkungan sosial sering kali menjadi pemicu utama. Berikut beberapa penyebabnya:
 

1. Emosi yang Tidak Terkontrol


Salah satu penyebab utama lisan tidak terjaga adalah emosi yang meledak-ledak. Saat marah, kecewa, atau merasa tersinggung, seseorang cenderung berbicara tanpa berpikir panjang. Ucapan yang dikeluarkan dalam kondisi emosional biasanya lebih tajam dan penuh amarah.

Misalnya, ketika sedang bertengkar, kata-kata kasar mudah sekali keluar tanpa disaring. Padahal, kata-kata tersebut bisa meninggalkan luka mendalam yang sulit dilupakan. Oleh karena itu, mengendalikan emosi adalah langkah penting dalam menjaga lisan.
 

2. Kurangnya Kesadaran


Banyak orang tidak sadar bahwa ucapan yang dilontarkan dapat berdampak buruk. Kurangnya pengetahuan atau kepekaan membuat mereka merasa wajar mengatakan sesuatu yang sebenarnya menyakitkan bagi orang lain.

Contohnya adalah komentar spontan mengenai fisik orang lain, candaan berlebihan, atau kritik yang disampaikan tanpa empati. Semua itu lahir dari minimnya kesadaran akan dampak lisan dalam interaksi sosial.
 

3. Kesombongan Diri


Kesombongan membuat seseorang merasa lebih tinggi dari orang lain. Dalam komunikasi, hal ini sering terlihat dari kebiasaan merendahkan, menyombongkan diri, atau mengkritik tanpa alasan jelas.

Ucapan yang lahir dari kesombongan biasanya bernada meremehkan dan menyinggung. Jika terus dipelihara, sifat ini tidak hanya merusak hubungan sosial, tetapi juga memperburuk reputasi diri.
 

4. Kebiasaan Buruk dalam Lingkungan Sosial


Lingkungan memiliki pengaruh besar dalam membentuk kebiasaan berbicara. Jika seseorang terbiasa berada di lingkungan yang permisif terhadap gosip, fitnah, atau ucapan kasar, ia cenderung ikut terbawa arus.

Misalnya, kebiasaan membicarakan orang lain di belakang atau menyebarkan berita tanpa fakta. Hal-hal semacam ini lama-kelamaan menjadi pola komunikasi yang sulit diubah jika tidak ada kesadaran untuk memperbaikinya.
 

5. Gangguan Konsentrasi


Faktor psikologis lain yang memengaruhi lisan adalah gangguan konsentrasi. Kurang tidur, stres berlebihan, atau tergesa-gesa saat berbicara bisa membuat ucapan tidak sejalan dengan pikiran.

Akibatnya, orang sering salah ucap, tidak fokus, atau mengeluarkan kata-kata yang tidak dimaksudkan. Meski tampak sepele, gangguan konsentrasi bisa merusak kualitas komunikasi, apalagi jika terjadi terus-menerus.
 

Penyebab Fisik dan Medis


Selain faktor psikologis, penyebab lisan tidak terjaga juga bisa berasal dari kondisi fisik atau medis. Beberapa gangguan kesehatan memengaruhi kemampuan seseorang dalam mengatur ucapan.
 

1. Kerusakan Sistem Saraf


Sistem saraf berperan penting dalam mengatur fungsi otot bicara. Jika terjadi kerusakan, kemampuan berbicara pun akan terganggu. Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan hal ini antara lain:
 
  • Cedera kepala akibat kecelakaan.
  • Stroke yang merusak jaringan otak.
  • Tumor otak yang menekan area bicara.
  • Penyakit neurodegeneratif seperti Parkinson atau Alzheimer.

Kerusakan saraf dapat membuat ucapan tidak jelas, cadel, atau bahkan kehilangan kemampuan berbicara sama sekali.
 

2. Kondisi Medis Tertentu


Ada beberapa gangguan medis yang langsung berkaitan dengan kemampuan berbicara, misalnya:
 
  • Disartria, yaitu kelemahan otot bicara yang membuat ucapan tidak jelas.
  • Disleksia, kesulitan dalam membaca dan menulis yang memengaruhi kecepatan berpikir saat berbicara.
  • Disgrafia, gangguan menulis yang terkadang berdampak pada struktur bahasa lisan.
  • Disfasia, yaitu gangguan bahasa akibat kerusakan otak.

Selain itu, beberapa gangguan psikiatrik juga dapat menghambat kontrol lisan, misalnya skizofrenia atau gangguan bipolar.
 

3. Efek Samping Obat


Beberapa obat, terutama yang memengaruhi sistem saraf, dapat menimbulkan efek samping berupa gangguan bicara. Misalnya obat antikejang, penenang, atau obat untuk gangguan kejiwaan.

Efek samping tersebut biasanya bersifat sementara, tetapi bisa cukup mengganggu jika tidak segera ditangani. Konsultasi dengan dokter sangat diperlukan apabila seseorang mengalami gangguan lisan setelah mengonsumsi obat tertentu.
 

4. Penyalahgunaan Zat


Penyalahgunaan alkohol atau narkoba juga memengaruhi cara seseorang berbicara. Konsumsi alkohol berlebihan dapat menyebabkan ucapan cadel dan tidak terkontrol. Sementara narkoba tertentu bisa membuat seseorang berbicara melantur atau kehilangan fokus.

Dalam jangka panjang, penyalahgunaan zat bisa merusak sistem saraf sehingga menyebabkan gangguan bicara permanen.
 

Dampak Lisan yang Tidak Terjaga


Lisan yang tidak terjaga membawa dampak serius, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Berikut beberapa di antaranya:
  • Kerusakan hubungan sosial – Ucapan yang menyakitkan dapat memicu konflik dan merusak kepercayaan.
  • Turunnya kredibilitas – Seseorang yang sering berbicara sembarangan akan kehilangan wibawa.
  • Masalah kesehatan mental – Kata-kata negatif bisa menimbulkan rasa bersalah, stres, bahkan depresi.
  • Konsekuensi hukum – Ucapan berupa fitnah atau penghinaan dapat berujung pada tuntutan hukum.

Cara Mengatasi dan Mencegah Lisan Tidak Terjaga


Mengetahui penyebab saja tidak cukup, kita juga perlu memahami cara mencegah dan mengatasinya. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
 

1. Latih Kesadaran Diri


Selalu pikirkan dampak ucapan sebelum berbicara. Ajukan pertanyaan pada diri sendiri: “Apakah kata-kata ini bermanfaat? Apakah akan melukai orang lain?”
 

2. Kelola Emosi dengan Baik


Belajar teknik manajemen emosi seperti pernapasan dalam, meditasi, atau menunda respons saat marah.
 

3. Perbaiki Lingkungan Sosial


Hindari lingkungan yang terbiasa dengan gosip atau ucapan negatif. Carilah teman yang membiasakan komunikasi positif.
 

4. Jaga Kesehatan Fisik


Tidur cukup, olahraga, dan makan sehat dapat membantu menjaga konsentrasi sehingga lisan lebih terkendali.
 

5. Konsultasi Medis


Jika gangguan bicara disebabkan oleh kondisi medis atau efek samping obat, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
 

Kesimpulan


Lisan adalah senjata sekaligus berkah. Jika dijaga, ia bisa menjadi sumber kebaikan dan kebahagiaan. Namun jika tidak terkontrol, ia bisa mendatangkan masalah besar. Penyebab lisan tidak terjaga sangat beragam, mulai dari faktor psikologis seperti emosi dan kesombongan, kebiasaan buruk dalam lingkungan sosial, hingga faktor fisik dan medis seperti kerusakan saraf atau efek samping obat.

Dengan memahami penyebab-penyebab ini, kita bisa lebih berhati-hati dalam berbicara. Menjaga lisan bukan hanya soal etika, tetapi juga tentang kesehatan, kualitas hubungan, dan keseimbangan hidup.
×
Berita Terbaru Update