Notification

×

Iklan

Iklan

Penyebab Lisan Tidak Terjaga dalam Islam: Dalil dan Penjelasannya

Selasa | September 09, 2025 WIB | 0 Views
Penyebab Lisan Tidak Terjaga dalam Islam: Dalil dan Penjelasannya

Fikroh.com - Lisan adalah anugerah besar yang Allah berikan kepada manusia. Dengan lisan, kita dapat berkomunikasi, menyampaikan ilmu, hingga menebar kebaikan. Namun di sisi lain, lisan juga bisa menjadi sumber dosa jika tidak dijaga. Dalam banyak ayat Al-Qur’an dan hadis, umat Islam diingatkan untuk berhati-hati terhadap apa yang diucapkan, karena setiap kata akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.

Sayangnya, banyak orang yang lengah dalam menjaga lisannya. Mereka berbicara sembarangan, menggunjing, berdusta, atau menyakiti orang lain dengan kata-kata. Dalam perspektif Islam, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab lisan tidak terjaga, baik dari sisi iman, akhlak, maupun kebiasaan. Artikel ini akan membahas secara rinci penyebab-penyebab tersebut beserta dalilnya.
 

1. Lemahnya Iman dan Kurangnya Taqwa


Salah satu penyebab utama lisan tidak terjaga adalah lemahnya iman. Orang yang imannya tipis sering kali meremehkan ucapannya. Padahal, seorang mukmin sejati seharusnya mampu mengendalikan lisannya dari perkataan sia-sia.

Dalil:

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ ۝ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ ۝ وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ

Artinya: “Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) mereka yang khusyuk dalam shalatnya, dan mereka yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna.” (QS. Al-Mu’minun: 1–3)

Ayat ini menegaskan bahwa meninggalkan perkataan sia-sia adalah salah satu ciri orang beriman. Sebaliknya, mudah berbicara tanpa manfaat menandakan lemahnya iman dan kurangnya taqwa.
 

2. Tidak Mampu Mengendalikan Amarah


Marah adalah salah satu pintu terbesar bagi lisan untuk terjerumus pada dosa. Ketika emosi meluap, seseorang bisa saja mengucapkan kata-kata kasar, mencaci, atau bahkan melontarkan sumpah serapah.


Dalil:

وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Ali Imran: 134)

Ayat ini menjelaskan bahwa menahan amarah adalah sifat orang bertakwa. Sebaliknya, lisan yang dikuasai amarah hanya akan mendatangkan kerusakan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
 

3. Sifat Sombong dan Meremehkan Orang Lain


Kesombongan (takabbur) sering membuat seseorang merasa lebih baik daripada orang lain. Dari perasaan inilah lahir ucapan-ucapan yang merendahkan, menyakiti, atau meremehkan.

Dalil:

وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْأَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولًا

Artinya: “Dan janganlah engkau berjalan di bumi dengan sombong. Sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung.” (QS. Al-Isra’: 37)

Kesombongan yang diwujudkan dalam ucapan bukan hanya menyakiti orang lain, tetapi juga menjadi sebab murka Allah. Rasulullah ﷺ pun bersabda:

Hadis:

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ

Artinya: “Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat kesombongan meskipun seberat biji zarrah.” (HR. Muslim)

4. Kebiasaan Ghibah, Fitnah, dan Dusta


Salah satu penyakit lisan yang paling berbahaya adalah ghibah (menggunjing), fitnah, dan dusta. Kebiasaan ini sering dianggap sepele padahal dalam Islam termasuk dosa besar.

Dalil tentang ghibah:

وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ

Artinya: “Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentu kamu merasa jijik.” (QS. Al-Hujurat: 12)

Dalil tentang dusta:

إِنَّمَا يَفْتَرِي الْكَذِبَ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْكَاذِبُونَ

Artinya: “Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.” (QS. An-Nahl: 105)

Ayat-ayat ini menegaskan bahwa ghibah, fitnah, dan dusta adalah ciri orang yang jauh dari keimanan.
 

5. Lalai dari Pertanggungjawaban Lisan


Banyak orang yang berbicara sembarangan karena merasa kata-katanya tidak tercatat. Padahal, dalam Islam, setiap ucapan akan diawasi dan dicatat oleh malaikat.

Dalil:

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

Artinya: “Tidaklah seseorang mengucapkan satu perkataan melainkan di sisinya ada malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaf: 18)

Hadis Nabi ﷺ juga menegaskan:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

Artinya: “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dampak Lisan yang Tidak Terjaga Menurut Islam


Jika tidak dijaga, lisan bisa menjadi sebab kebinasaan di akhirat. Rasulullah ﷺ pernah mengingatkan bahwa kebanyakan manusia terjerumus ke neraka karena lisannya.

Hadis:

وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ

Artinya: “Bukankah yang menyebabkan manusia terjerumus ke dalam neraka dengan wajah mereka kecuali karena hasil (ucapan) dari lidah mereka?” (HR. Tirmidzi)
Cara Menjaga Lisan dalam Islam

Untuk menghindari sebab-sebab di atas, Islam memberikan panduan praktis:
 
  1. Perkuat iman dan taqwa agar selalu sadar akan pengawasan Allah.
  2. Kendalikan emosi dengan dzikir, wudhu, atau menjauhi perdebatan sia-sia.
  3. Hindari kesombongan dengan selalu merendah dan mengingat kebesaran Allah.
  4. Tinggalkan ghibah dan dusta, ganti dengan ucapan yang bermanfaat.
  5. Ingat pertanggungjawaban akhirat, bahwa setiap kata akan ditimbang.

Kesimpulan


Dalam Islam, penyebab lisan tidak terjaga antara lain: lemahnya iman, tidak mampu mengendalikan amarah, sifat sombong, kebiasaan ghibah dan dusta, serta kelalaian dari pertanggungjawaban di hadapan Allah. Semua penyebab ini sudah diperingatkan melalui ayat Al-Qur’an dan hadis Rasulullah ﷺ.

Oleh karena itu, seorang Muslim wajib menjaga lisannya dengan baik, karena lisan bisa menjadi jalan menuju surga atau justru menyeret ke neraka.
×
Berita Terbaru Update