Fikroh.com - Majas atau gaya bahasa adalah cara penulis menggunakan kata-kata untuk memperindah kalimat, menyampaikan makna tersirat, sekaligus menambah daya tarik karya tulis. Salah satu jenis majas yang paling populer adalah majas personifikasi. Banyak digunakan dalam puisi, cerpen, novel, hingga iklan, majas ini membuat bahasa lebih hidup dan menyentuh emosi pembaca.
Lalu, sebenarnya apa arti majas personifikasi? Bagaimana ciri-cirinya, apa saja contohnya, serta apa fungsinya dalam komunikasi? Artikel ini akan membahas secara lengkap.
Apa Arti Majas Personifikasi?
Secara sederhana, majas personifikasi adalah gaya bahasa yang memberikan sifat manusia kepada benda mati, hewan, atau hal-hal abstrak. Kata “personifikasi” berasal dari bahasa Latin persona (orang) dan facere (membuat), yang berarti “membuat seperti orang”.
Dengan majas ini, sesuatu yang tidak hidup seolah-olah bisa berperilaku, merasakan, atau berbicara seperti manusia. Contohnya:
“Angin berbisik di telingaku.”
“Mentari tersenyum menyambut pagi.”
“Hujan menari di atas atap rumah.”
Ketiga kalimat tersebut tidak dimaksudkan secara harfiah, melainkan sebagai kiasan yang memperindah bahasa dan memberi nuansa emosional.
Ciri-Ciri Majas Personifikasi
Agar lebih mudah mengenali majas ini, berikut beberapa ciri khas majas personifikasi:
Subjeknya bukan manusia
Objek yang digunakan biasanya berupa benda mati, hewan, atau konsep abstrak (seperti cinta, waktu, atau kematian).
Diberi sifat manusia
Objek tersebut digambarkan seolah-olah bisa melakukan tindakan layaknya manusia, seperti berbicara, menangis, tertawa, atau berpikir.
Menggunakan diksi puitis
Majas ini sering menggunakan kata-kata indah yang memunculkan imajinasi pembaca, misalnya “berbisik”, “menari”, “tersenyum”, atau “merenggut”.
Bersifat imajinatif
Tujuannya bukan untuk menjelaskan fakta, melainkan untuk menciptakan efek keindahan, perasaan, dan daya tarik emosional.
Fungsi Majas Personifikasi
Mengapa majas personifikasi sering digunakan dalam karya sastra maupun bahasa sehari-hari? Berikut fungsinya:
Memberi efek keindahan
Personifikasi membuat bahasa lebih indah, hidup, dan enak dibaca.
Membangkitkan imajinasi pembaca
Dengan menghidupkan benda mati, pembaca lebih mudah membayangkan suasana yang dilukiskan.
Membangun kedekatan emosional
Ketika benda mati digambarkan seperti manusia, pembaca merasa lebih dekat dan terhubung dengan situasi yang digambarkan.
Mempertegas pesan
Personifikasi sering digunakan untuk menekankan pesan tertentu agar lebih menyentuh hati.
Memudahkan komunikasi persuasif
Itulah sebabnya majas personifikasi juga sering dipakai dalam iklan, slogan, atau kampanye sosial.
Contoh Majas Personifikasi dalam Kalimat
Untuk memahami lebih jelas, berikut beberapa contoh penggunaan majas personifikasi dalam berbagai konteks:
1. Dalam Puisi
“Malam memelukku dengan sunyi yang dingin.”
“Bintang menari di langit malam.”
2. Dalam Cerpen atau Novel
“Jam dinding seakan menertawakan kesendirianku.”
“Jalanan tua itu menyimpan rahasia langkah kaki.”
3. Dalam Kehidupan Sehari-hari
“Waktu berlari begitu cepat.”
“Cinta menuntunku menemukan harapan baru.”
4. Dalam Iklan
“Rokok membunuhmu.” (contoh iklan layanan masyarakat)
“Mobil ini setia menemani perjalanan hidup Anda.”
Perbedaan Majas Personifikasi dengan Majas Lain
Agar tidak keliru, penting untuk membedakan majas personifikasi dengan gaya bahasa lainnya yang mirip, misalnya majas metafora dan majas alegori.
Personifikasi vs Metafora
Personifikasi: benda mati disamakan dengan manusia.
Metafora: membandingkan dua hal secara langsung tanpa kata pembanding.
Contoh: “Waktu adalah pedang.” (metafora) vs “Waktu berlari meninggalkanku.” (personifikasi).
Personifikasi vs Alegori
Alegori: menyampaikan makna melalui rangkaian metafora panjang, biasanya berbentuk cerita atau kisah simbolis.
Personifikasi: lebih singkat, berupa kalimat atau frasa yang menghidupkan benda mati.
Pentingnya Memahami Majas Personifikasi
Menguasai majas personifikasi tidak hanya berguna bagi penulis puisi atau cerpen. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemui majas ini di media massa, iklan, lagu, bahkan pidato.
Bagi siswa, memahami personifikasi juga penting karena materi ini sering muncul dalam pelajaran Bahasa Indonesia, terutama pada bab gaya bahasa dan sastra. Bagi pekerja kreatif, majas ini bisa menjadi “senjata” untuk menciptakan teks yang lebih menarik dan persuasif.
Tips Menggunakan Majas Personifikasi
Agar penggunaan majas personifikasi lebih efektif, berikut beberapa tips yang bisa diterapkan:
Kenali konteks
Pastikan personifikasi sesuai dengan situasi, apakah untuk karya sastra, iklan, atau komunikasi sehari-hari.
Gunakan diksi yang kuat
Pilih kata kerja yang khas manusia, seperti “menangis”, “tersenyum”, “berbisik”, atau “menyapa”.
Jangan berlebihan
Pemakaian personifikasi yang terlalu sering bisa membuat teks terasa janggal. Gunakan secukupnya untuk memberi efek puitis.
Sesuaikan dengan audiens
Jika pembaca adalah anak-anak, gunakan personifikasi sederhana dan menyenangkan. Untuk karya sastra serius, gunakan diksi yang lebih mendalam.
Contoh Soal dan Jawaban tentang Majas Personifikasi
Untuk memperkuat pemahaman, berikut contoh soal sederhana:
Soal:
Identifikasi majas dalam kalimat berikut: “Mentari pagi tersenyum ramah di ufuk timur.”
Jawaban:
Kalimat tersebut menggunakan majas personifikasi, karena matahari digambarkan memiliki sifat manusia yaitu “tersenyum ramah”.
Kesimpulan
Jadi, apa arti majas personifikasi?
Majas personifikasi adalah gaya bahasa yang memberikan sifat-sifat manusia kepada benda mati, hewan, atau hal abstrak. Tujuannya untuk memperindah bahasa, membangun imajinasi, dan mendekatkan emosi pembaca terhadap pesan yang disampaikan.
Dengan memahami ciri, fungsi, dan contoh majas personifikasi, kita dapat menggunakannya secara tepat dalam karya tulis, komunikasi sehari-hari, maupun media kreatif seperti iklan dan slogan.
Majas personifikasi bukan sekadar permainan kata, tetapi cara efektif untuk membuat bahasa menjadi lebih hidup, ekspresif, dan berkesan.