Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata Baru dengan Israel di Gaza

Fikroh.com
- Gaza, 19 Agustus 2025 – Hamas, yang mewakili otoritas di Gaza, menyetujui usulan gencatan senjata baru dengan Israel tanpa amandemen, seperti dilansir dari CNN Indonesia dan CNBC Indonesia pada Senin, 18 Agustus 2025. Kesepakatan ini dimediasi oleh Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat, dengan tujuan meredakan konflik berkepanjangan di wilayah tersebut.

Berdasarkan informasi, usulan gencatan senjata mencakup jeda pertempuran selama 60 hari sebagai tahap awal, pembebasan sandera secara bertahap dalam dua fase, serta peningkatan aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza. Meski Hamas telah menyatakan persetujuannya, detail pelaksanaan masih menunggu pengumuman resmi dari para mediator. Saat ini, Hamas sedang melakukan konsultasi internal untuk meninjau proposal tersebut guna memastikan implementasi yang efektif.

Sebelumnya, pada 19 Januari 2025, gencatan senjata lain telah disepakati dengan tiga tahap, masing-masing berlangsung selama 42 hari. Kesepakatan tersebut mencakup pertukaran sandera dan tahanan, serta penarikan pasukan Israel dari daerah padat penduduk di Gaza. Meski mendapat sambutan positif dari dunia, termasuk dari mantan Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, kesepakatan itu runtuh pada 18 Maret 2025 setelah serangan udara Israel menewaskan ratusan warga Palestina, sebagaimana dilaporkan oleh Middle East Eye. Pelanggaran berulang, termasuk serangan sporadis dan blokade bantuan kemanusiaan, telah menghambat upaya perdamaian jangka panjang.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut gencatan senjata ini sebagai langkah sementara untuk meredakan ketegangan, sementara Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menentang keras kesepakatan tersebut. Smotrich bahkan mengancam akan menggagalkan pemerintahan jika Gaza tidak berada di bawah kendali Israel. Di sisi lain, masyarakat Palestina dan komunitas internasional berharap gencatan senjata ini dapat menjadi langkah menuju perdamaian abadi dan pengakuan kemerdekaan Palestina.

Namun, sejarah konflik Israel-Palestina menunjukkan bahwa kesepakatan serupa sering kali rapuh akibat pelanggaran dan ketegangan politik. Dunia kini menantikan langkah konkret dari kedua belah pihak untuk memastikan gencatan senjata ini membawa perubahan nyata bagi rakyat Gaza yang telah lama menderita akibat konflik berkepanjangan.

*)Penulis: Admin, berdasarkan laporan CNN Indonesia, CNBC Indonesia, dan Middle East Eye.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama