Fikroh.com - Di tengah kehidupan masyarakat, khususnya di daerah pedesaan maupun perkotaan, masih banyak kepercayaan terhadap mitos-mitos yang diwariskan turun-temurun. Mulai dari keyakinan bahwa burung hantu adalah tanda kematian, bulan tertentu membawa kesialan, hingga benda-benda pusaka dianggap memiliki kekuatan gaib. Tidak jarang pula, orang masih percaya kepada ramalan bintang (zodiak), dukun, atau pertanda buruk dari suatu kejadian.
Islam datang untuk membersihkan akidah manusia dari segala bentuk kesyirikan, termasuk kepercayaan terhadap mitos yang tidak memiliki dasar kebenaran. Rasulullah ﷺ dengan tegas meluruskan pemahaman ini melalui hadis-hadis beliau.
Pengertian Takhayul, Khurafat dan Mitos
Berikut ini penjelasan secara singkat, jelas, dan mudah dibedakan antara ketiga istilah diatas.
1. Takhayul (تَخَيُّل)
Pengertian:
Berarti sesuatu yang hanya berupa khayalan atau angan-angan, tidak nyata, dan tidak bisa dibuktikan kebenarannya.
Dalam konteks agama, takhayul adalah keyakinan terhadap hal-hal gaib yang dibuat-buat oleh pikiran manusia, misalnya percaya bahwa rambut yang jatuh bisa mendatangkan sial, atau cermin pecah berarti akan ada musibah.
2. Khurafat (خُرَافَة)
Pengertian:
Khurafat berasal dari kata Arab khurafah yang berarti dongeng atau cerita bohong. Dalam istilah Islam, khurafat adalah kepercayaan pada cerita-cerita bohong atau tidak masuk akal, namun diyakini benar oleh sebagian masyarakat.
Contoh: cerita bahwa ada makhluk halus yang bisa menikah dengan manusia, atau orang yang meninggal berubah menjadi harimau jadi-jadian.
3. Mitos (Mythos / ميثوس)
Pengertian:
Mitos adalah cerita tradisional atau legenda yang diwariskan turun-temurun oleh suatu masyarakat, biasanya berhubungan dengan asal-usul, dewa-dewi, atau hal-hal gaib, yang dianggap memiliki makna simbolis.
Contoh: mitos Nyi Roro Kidul sebagai penguasa Laut Selatan, atau Sunan Ambu dalam mitologi Sunda.
Perbedaan Utama:
- Takhayul → keyakinan irasional hasil khayalan, biasanya terkait hal-hal kecil sehari-hari.
- Khurafat → cerita bohong atau dongeng yang tidak masuk akal, tapi dipercaya masyarakat.
- Mitos → cerita tradisional yang diwariskan turun-temurun dan punya makna simbolik bagi suatu budaya.
Hadits-hadits yang Melarang Percaya kepada Takhayul Khurafat dan Mitos
1. Hadis Tentang Thiyarah (Pertanda Sial)
Artinya: “Tidak ada penularan (tanpa izin Allah), tidak ada thiyarah (pertanda sial), tidak ada hamah (burung hantu pembawa sial), dan tidak ada bulan Shafar (yang dianggap membawa kesialan).”
Hadis ini menunjukkan bahwa berbagai kepercayaan jahiliyah seperti burung hantu dianggap pertanda kematian, atau bulan Shafar dipercaya sebagai bulan sial, semuanya batil. Hanya Allah yang menentukan baik dan buruk nasib hamba-Nya.
2. Hadis Tentang Ramalan Bintang dan Zodiak
Artinya: “Barang siapa yang mempelajari satu cabang dari ilmu perbintangan (untuk meramal nasib), maka ia telah mempelajari satu cabang dari sihir. Semakin bertambah ilmunya, semakin bertambah pula (dosanya dalam) sihir.”
Zodiak yang kini populer di majalah, media sosial, hingga aplikasi modern, sebenarnya masuk dalam kategori ramalan bintang. Jika diyakini bisa menentukan sifat, nasib, atau jodoh seseorang, maka itu termasuk bagian dari sihir yang dilarang dalam Islam.
3. Hadis Tentang Percaya Dukun dan Paranormal
Artinya: “Barang siapa mendatangi seorang dukun lalu mempercayai apa yang dikatakannya, maka sungguh ia telah kafir terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad ﷺ.”
Fenomena mendatangi dukun, peramal, atau paranormal masih sering kita jumpai hingga hari ini. Padahal, Rasulullah ﷺ dengan tegas melarang dan menganggapnya sebagai bentuk kekufuran karena mengingkari wahyu Allah.
4. Hadis Tentang Optimisme yang Dianjurkan
Artinya: “Tidak ada penularan (tanpa izin Allah) dan tidak ada thiyarah (pertanda sial), tetapi aku menyukai optimisme yang baik.” Para sahabat bertanya, “Apa itu optimisme?” Beliau menjawab, “Ucapan yang baik.”
Islam melarang anggapan sial, tetapi menganjurkan umatnya untuk bersikap optimis. Ucapan positif, doa baik, dan prasangka baik kepada Allah adalah cara seorang Muslim menata hati agar selalu semangat dalam menjalani kehidupan.
5. Hikmah Larangan Percaya Mitos dan Takhayul
Dari hadis-hadis di atas, kita dapat memahami beberapa hikmah penting:
- Menjaga Tauhid – dengan tidak mengaitkan nasib pada makhluk atau benda selain Allah.
- Membersihkan Warisan Jahiliyah – Rasulullah ﷺ datang untuk menghapuskan kepercayaan lama yang menjerumuskan ke syirik.
- Menumbuhkan Optimisme – Islam mengajarkan untuk selalu berprasangka baik kepada Allah, bukan takut kepada tanda-tanda gaib tanpa dasar.
- Menguatkan Iman – hanya Allah yang menentukan takdir, bukan burung, bintang, bulan, atau benda pusaka.
Penutup
Mitos, tahayul, dan ramalan hanyalah warisan dari kebiasaan jahiliyah yang tidak memiliki dasar. Rasulullah ﷺ menegaskan bahwa mempercayai mitos tersebut termasuk syirik, bahkan bisa mengeluarkan seseorang dari iman jika diyakini benar-benar mengatur takdir.
Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk menggantungkan seluruh harapan, doa, dan nasib hanya kepada Allah. Rasulullah ﷺ sendiri memberikan teladan agar kita menghapus keyakinan palsu dan menggantinya dengan optimisme, doa yang baik, dan prasangka positif.
Semoga kita semua dijauhkan dari segala bentuk syirik, diluruskan akidah kita, dan selalu diberikan kekuatan untuk bertawakal hanya kepada Allah ﷻ.
Posting Komentar untuk "Hadits-hadits Larangan Percaya Mitos, Takhayul, Dukun dan Khurafat"