Abu Ubaidah Dinyatakan Telah Gugur

Abu Ubaidah Dinyatakan Telah Gugur


Fikroh.com - Seorang sumber Palestina mengungkapkan pada Minggu pagi (31/8) kepada saluran "Al Arabiya" dan "Al Hadath" bahwa juru bicara Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas, yang dikenal dengan nama "Abu Ubaida," telah gugur.

Sumber Palestina tersebut mengonfirmasi bahwa Israel menargetkan sebuah apartemen tempat juru bicara Al-Qassam berada, dan bahwa serangan udara Israel menyebabkan kematian semua orang yang berada di dalam apartemen tersebut.

Sumber tersebut juga menyatakan kepada "Al Arabiya" dan "Al Hadath" bahwa anggota keluarga Abu Ubaida dan beberapa pimpinan Al-Qassam mengonfirmasi kematiannya setelah memeriksa jenazahnya.

Abu ‘Ubaidah… Lisan Perlawanan dan Memori Kemuliaan


Di zaman ketika corong-corong bayaran berlomba-lomba menodai kebenaran, dan arah kompas sering kabur antara yang haq dan yang batil, muncul dari balik puing-puing sebuah suara yang tak menampakkan wajah, namun memancarkan seluruh tanda kebenaran.

Suara yang menyelimuti dirinya dengan kufiyah hingga menjelma menjadi panji, tersembunyi dari pandangan mata, tetapi nyata di dalam hati… Dialah Abu ‘Ubaidah, lisan perlawanan dan memori kemuliaannya.

Ia bukan sekadar juru bicara militer yang membacakan pernyataan perang, tetapi hati nurani yang hidup—menerjemahkan jeritan para ibu menjadi kata-kata, dan mengubah darah para syuhada menjadi pesan yang mengetuk nurani dunia.

Dengan ucapannya yang singkat, ia mendirikan benteng keteguhan dalam dada para pejuang, menanamkan benih harapan di hati mereka yang terluka, dan menebarkan ketakutan ke mata para penjajah.

Sejak awal penjajah menyadari bahwa peluru bisa membungkam tubuh, tetapi tak akan pernah membungkam kata-kata. Karena itu, mereka memburu Abu ‘Ubaidah di setiap pertempuran, berulang kali berusaha membunuh suara sebelum senjata. Namun mereka lupa, kata-kata yang jujur bila telah berakar dalam sanubari umat, akan menjelma menjadi pohon yang tak pernah mati.

Dan jika benar kabar tentang syahadahnya hari ini, maka yang tiada hanyalah jasad. Abu ‘Ubaidah akan tetap hadir di setiap rumah Palestina dan Arab, hadir dengan suaranya yang telah menjadi ikon, dengan wibawanya yang menjadikan diam lebih lantang daripada peluru.

Ia bukan hanya seorang lelaki di masa perang, melainkan sebuah madrasah—yang mengajarkan bagaimana kata berubah menjadi senjata, suara menjadi front perjuangan, dan diam menjelma kewibawaan.

Ia adalah perpanjangan dari suara-suara yang pernah mengguncang nurani dunia: dari pidato Gamal Abdel Nasser yang meniupkan ruh pada umat yang terluka, hingga seruan Ho Chi Minh dan Nelson Mandela, yang membuktikan bahwa kata yang tulus lebih perkasa daripada tank-tank baja. Dan kini, suaranya menyatu dengan memori kemanusiaan—memori bangsa-bangsa yang melawan tanpa pernah patah.

Sesungguhnya Abu ‘Ubaidah bukan sekadar juru bicara perlawanan, melainkan simbol makna bahwa kata adalah kehidupan, suara adalah tanah air, dan kebenaran adalah warisan abadi. Ia adalah lisan perlawanan, memori, dan kemuliaannya—yang akan tetap hidup selama masih ada bangsa yang menuntut kebebasan dan menolak untuk tunduk. [Akmal Burhanudin]

Posting Komentar untuk "Abu Ubaidah Dinyatakan Telah Gugur"