Notification

×

Iklan

Iklan

Rektor UI diteriaki Zionist oleh Wisudawan, Begini Responnya

Kamis | September 11, 2025 WIB | 0 Views
Rektor UI diteriaki Zionist oleh Wisudawan, Begini Responnya

Fikroh.com - Seorang rektor perguruan tinggi negeri ternama baru-baru ini mendapat “kejutan” dari mahasiswanya sendiri. Alih-alih tepuk tangan, yang terdengar justru teriakan: “Zionis! Zionis!”—sebuah paduan suara spontan yang sukses merobek aura wibawa di panggung.

Sungguh momen yang menarik. Di satu sisi, rektor adalah simbol martabat akademik, berjas rapi dengan kata-kata penuh teori. Di sisi lain, mahasiswa adalah nurani yang kadang bicara tanpa basa-basi. Dan ketika keduanya berhadapan, jadilah drama kampus yang lebih seru ketimbang seminar resmi.

Isunya klasik: undangan narasumber yang dituding punya afiliasi pro-Zionis. Publik pun bertanya: apakah rektor benar-benar tidak tahu? Jika iya, berarti ada krisis riset di rumah akademisi sendiri. Jika tahu, lalu tetap mengundang, mungkin memang ada agenda lain yang lebih penting daripada sensitivitas Palestina.

Kabar bahwa sang rektor pernah “jalan-jalan” ke Yerusalem pun kembali mencuat. Dalam dunia diplomasi kampus, itu bisa disebut “kunjungan akademik”. Tapi di telinga mahasiswa, istilahnya berubah jadi “jalan bareng Zionis”. Satu kata yang konotasinya sulit dipoles, bahkan dengan gelar profesor sekalipun.

Tak berhenti di situ, mahasiswa juga mengaitkan hal ini dengan politik nasional. Bagaimana tidak, aturan pemilihan rektor sudah diubah sejak era Presiden Jokowi. Konon, pemerintah punya “suara emas” yang bisa menentukan siapa yang duduk di kursi rektorat. Maka jangan heran, kalau kampus yang dulu ramai demo kini terasa lebih jinak.

Ironinya, kampus sering disebut “benteng terakhir kebebasan berpikir”. Namun ketika bentengnya dijaga oleh mereka yang dianggap lebih dekat ke pusat kekuasaan (atau bahkan ke Zionis), mahasiswa pun merasa perlu mengingatkan. Caranya? Ya dengan teriakan keras di tengah acara resmi—karena bisikan pelan mungkin sudah tidak didengar lagi.

Pada akhirnya, pertanyaan yang tersisa sederhana: apakah rektor masih bisa berdiri sebagai simbol akademisi yang independen, atau justru akan dikenang sebagai tokoh kampus yang reputasinya runtuh oleh dua kata: “Antek Zionis”? 

Link video klik disini 

×
Berita Terbaru Update