Notification

×

Iklan

Iklan

Pohon Ghorqot: Nubuwat Rasulullah ﷺ, Tafsir Ulama, dan Realitas Palestina

Sabtu | September 20, 2025 WIB | 0 Views
Pohon Ghorqot: Nubuwat Rasulullah ﷺ, Tafsir Ulama, dan Realitas Palestina

Fikroh.com - Dalam khazanah Islam, banyak nubuwat Rasulullah ﷺ yang berbicara tentang hal-hal ghaib yang akan terjadi di masa depan, baik mengenai tanda-tanda kiamat maupun peristiwa besar yang melibatkan umat manusia. Salah satu nubuwat yang masyhur dan sering disebut oleh para ulama adalah hadis tentang pohon Ghorqot. Pohon ini bukan sekadar tumbuhan berduri yang tumbuh di padang pasir, tetapi ia memiliki kedudukan simbolis dalam narasi eskatologis Islam, karena disebut secara khusus dalam hadis sahih. Keberadaan hadis tersebut telah memunculkan pembahasan panjang, baik dari sisi makna literal maupun simbolis, serta menjadi bahan renungan dalam konteks perkembangan sejarah dan realitas kontemporer di Palestina.

Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih-nya menjadi landasan utama pembahasan ini. Rasulullah ﷺ bersabda:

«لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ، فَيَقْتُلَهُمُ الْمُسْلِمُونَ، حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ، فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوِ الشَّجَرُ: يَا مُسْلِمُ، يَا عَبْدَ اللَّهِ، هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي، فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ، إِلَّا الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ»

Dalam hadis ini, Rasulullah ﷺ mengabarkan bahwa pada akhir zaman kelak kaum Muslimin akan berperang melawan orang-orang Yahudi. Perang ini bukanlah perang biasa, karena ia digambarkan sebagai salah satu tanda dekatnya kiamat. Pada saat itu, batu dan pohon akan ikut berbicara dengan izin Allah ﷻ, memanggil kaum Muslimin dan menunjukkan keberadaan orang Yahudi yang bersembunyi di belakangnya. Akan tetapi, ada satu jenis pohon yang tidak ikut bersuara, yaitu pohon Ghorqot, yang dalam riwayat tersebut disebut sebagai pohon orang Yahudi. (HR. Muslim no. 2922)

Para ulama klasik memberikan perhatian khusus terhadap hadis ini. Imam an-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menjelaskan:


قال القاضي عياض: هذا الحديث على ظاهره عند جماعة أهل العلم، وأن الله تعالى ينطق تلك الأشياء في ذلك الوقت، كما ينطق الجلود والأيدي والأرجل، ولا مانع منه، ويحتمل أنه على التمثيل، وأن معناه أن اليهود لا يجدون ملجأ إلا هذا الشجر.

Artinya, Qadhi ‘Iyadh menyatakan bahwa hadis ini dipahami secara lahiriah oleh jumhur ulama. Allah ﷻ akan memberikan kemampuan berbicara kepada benda-benda itu pada saat tersebut, sebagaimana Allah kelak akan menjadikan kulit, tangan, dan kaki manusia bersaksi di hari kiamat. Hal itu tidak mustahil bagi Allah. Namun, beliau juga memberi catatan bahwa bisa saja hadis ini dipahami sebagai permisalan, yakni maknanya orang-orang Yahudi tidak akan menemukan tempat berlindung kecuali di balik pohon tersebut.

Pandangan ini menunjukkan bahwa hadis tentang pohon Ghorqot memiliki dua lapisan makna. Pertama, makna literal bahwa kelak Allah benar-benar menjadikan pohon dan batu berbicara, dan ini merupakan bagian dari mukjizat serta tanda besar hari kiamat. Kedua, makna simbolis bahwa orang Yahudi akan menjadikan pohon Ghorqot sebagai pelindung atau benteng persembunyian mereka. Kedua penafsiran ini tidaklah saling menafikan, melainkan bisa saling melengkapi, karena yang ghaib tidak dapat diukur dengan standar logika manusia semata.

Identitas pohon Ghorqot sendiri dalam ilmu botani dikenal dengan nama Nitraria retusa. Ia merupakan sejenis semak berduri yang tumbuh subur di daerah gurun dan tanah tandus. Ciri-cirinya adalah batangnya yang rimbun, bercabang banyak, daunnya kecil-kecil, tebal, berwarna hijau pucat, serta memiliki duri tajam. Karena ketahanannya, pohon ini bisa hidup di tanah berpasir maupun berbatu. Di kawasan Palestina dan sekitarnya, pohon ini memang banyak tumbuh dan sering dijadikan pagar alami atau tempat perlindungan.

Fenomena yang menarik sekaligus menakjubkan adalah kenyataan bahwa rezim Zionis Israel secara nyata melakukan penanaman besar-besaran pohon Ghorqot di tanah Palestina. Hal ini telah dicatat oleh sejumlah pengamat lingkungan dan politik. Lembaga-lembaga Israel seperti Jewish National Fund diketahui menanam jutaan pohon Ghorqot dengan alasan resmi untuk penghijauan dan mencegah erosi tanah. Namun di balik alasan ekologi tersebut, terdapat keyakinan kuat di kalangan sebagian peneliti Muslim bahwa langkah ini memiliki dimensi religius, yakni persiapan menghadapi nubuwat Islam tentang akhir zaman.

Jika ditelaah lebih dalam, langkah Israel menanam pohon Ghorqot bukan hanya sekadar proyek lingkungan, melainkan sebuah kesadaran historis dan ideologis. Mereka memahami bahwa dalam literatur Islam, pohon ini memiliki keterkaitan dengan kaum Yahudi di akhir zaman. Oleh karena itu, mereka berupaya melestarikannya di tanah yang mereka duduki, sebagai simbol identitas sekaligus sebagai bagian dari persiapan menghadapi konfrontasi yang diyakini akan datang. Hal ini sekaligus memperlihatkan bagaimana nubuwat Rasulullah ﷺ, meskipun disampaikan lebih dari empat belas abad lalu, tetap hidup dalam kesadaran politik dan budaya hingga hari ini.

Bagi umat Islam, hadis ini memiliki banyak pelajaran teologis. Pertama, ia menguatkan keyakinan terhadap kebenaran nubuwat Rasulullah ﷺ. Tidak mungkin seorang manusia biasa mengetahui detail tentang sebuah pohon tertentu yang kelak memiliki peran simbolis di akhir zaman, kecuali beliau adalah seorang nabi yang menerima wahyu. Kedua, hadis ini mengingatkan bahwa kekuasaan Allah ﷻ meliputi segala sesuatu. Benda mati pun dapat berbicara jika Allah menghendaki, sebagaimana kelak anggota tubuh manusia bersaksi atas amalnya pada hari kiamat. Allah ﷻ berfirman:


﴿الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَىٰ أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ﴾
(QS. Yasin: 65).

Ketiga, hadis ini juga mengandung pesan geopolitik dan kesadaran umat. Konflik antara Muslim dan Yahudi bukanlah fenomena baru, melainkan sudah disebutkan dalam nubuwat. Maka, sikap umat Islam seharusnya bukan hanya menunggu peristiwa itu terjadi, tetapi mempersiapkan diri dengan memperkuat iman, ilmu, amal saleh, serta persatuan untuk membela kebenaran.

Dalam konteks kontemporer, penanaman pohon Ghorqot di Palestina oleh Israel dapat dipandang sebagai tanda bahwa mereka pun, meskipun secara aqidah menolak Islam, memahami bahwa nubuwat Islam menyentuh realitas mereka. Bagi seorang Muslim, hal ini seharusnya menambah iman bahwa setiap ucapan Rasulullah ﷺ adalah kebenaran. Seorang ulama salaf berkata:


مَا أَخْبَرَ بِهِ الصَّادِقُ الْمَصْدُوقُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَهُوَ الْحَقُّ الَّذِي لَا مِرْيَةَ فِيهِ، وَإِنْ عَجَزَتِ الْعُقُولُ عَنْ إِدْرَاكِ كَيْفِيَّتِهِ.

“Segala yang diberitakan oleh ash-Shadiq al-Mashduq ﷺ adalah kebenaran yang tidak ada keraguan padanya, meskipun akal manusia lemah untuk memahami hakikat dan caranya.”

Maka, hadis tentang pohon Ghorqot bukanlah sekadar cerita simbolis, tetapi ia bagian dari berita ghaib yang wajib diimani. Ia juga menjadi pengingat bahwa akhir zaman semakin dekat, sehingga yang paling penting bagi seorang Muslim adalah memperbaiki dirinya, memperkuat aqidah, menjauhi maksiat, dan mempersiapkan bekal amal saleh.

Pada akhirnya, pohon Ghorqot berdiri bukan hanya sebagai semak berduri di padang pasir, melainkan sebagai saksi nubuwat Rasulullah ﷺ, sebuah tanda yang menghubungkan antara teks hadis dengan realitas sejarah dan politik umat. Semakin kita merenungkan fenomena ini, semakin kuat keyakinan kita bahwa Islam adalah agama yang benar, bahwa Rasulullah ﷺ adalah utusan Allah yang tidak pernah berbicara dari hawa nafsunya, dan bahwa segala sesuatu yang beliau sampaikan pasti akan terwujud sesuai dengan kehendak Allah ﷻ.
×
Berita Terbaru Update