Kronologi Lengkap Malam Horor di Lidah Wetan: 239 Potongan Tulang Terkuak

Kronologi Lengkap Malam Horor di Lidah Wetan: 239 Potongan Tulang Terkuak

Fikroh.com - Surabaya – Publik masih diguncang rasa ngeri setelah kasus mutilasi seorang perempuan muda, Tiara Angelina Saraswati (25), terkuak di sebuah rumah kos di Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya. Kasus ini bukan sekadar pembunuhan biasa. Fakta-fakta yang disampaikan polisi menunjukkan betapa dingin dan sistematisnya aksi yang dilakukan sang pelaku, Alvi Maulana (24), kekasih sekaligus suami siri korban.

Kronologi lengkap yang berhasil dirangkai dari penyelidikan menggambarkan malam horor yang menelan waktu belasan jam, berakhir dengan penemuan 239 potongan tulang manusia yang membuat bulu kuduk merinding.

Awal Pertengkaran Berujung Maut


Malam itu, Minggu dini hari 31 Agustus 2025, menjadi titik balik tragedi. Menurut Kapolres Mojokerto AKBP Ihram Kustarto, pertengkaran pasangan ini dipicu hal sepele. Alvi pulang larut malam dan mendapati pintu kos dikunci dari dalam oleh Tiara.

“Korban dalam keadaan marah dan mengeluarkan kata-kata kasar. Perselisihan ini bukan yang pertama kali terjadi. Namun malam itu situasi semakin memanas hingga akhirnya pelaku menusuk leher korban dengan pisau dapur,” jelas Ihram dalam konferensi pers, Senin (8/9/2025).

Tusukan tepat di leher kanan itu membuat Tiara tewas seketika, kehabisan darah di lantai dua kamar kos. Dari sinilah malam horor Lidah Wetan bermula.

Kamar Mandi Jadi Tempat Jagal


Alvi, yang sadar telah menghilangkan nyawa kekasihnya, bukannya panik atau menyerahkan diri. Ia justru membopong tubuh Tiara ke kamar mandi di lantai satu. Ruangan itu kemudian disulapnya menjadi tempat jagal.

Dengan dingin, ia memutilasi jasad korban. Bagian daging dan kulit dipisahkan dari tulangnya. Potongan demi potongan ia kumpulkan dalam kantong plastik. Sebagian dibuang ke jurang Pacet, Mojokerto, dengan harapan jejaknya tak akan pernah terungkap.

Polisi menggambarkan metode yang digunakan Alvi tidak sporadis. Sebaliknya, ia melakukan aksinya dengan terencana, bahkan berusaha menyembunyikan potongan tubuh agar sulit dikenali.

Jejak Sidik Jari dari Jurang Pacet


Penyelidikan sempat menemui jalan buntu. Namun, titik terang muncul ketika tim Polda Jatim menurunkan anjing pelacak jenis Labrador ke kawasan jurang Pacet, tempat Alvi membuang sebagian potongan tubuh.

Anjing itu berhasil menemukan telapak tangan kanan korban di antara 66 potongan daging yang berserakan. Dari sidik jari itulah identitas Tiara mulai terkuak.

“Telapak tangan menjadi kunci penting. Dari sidik jari, penyidik bisa memastikan identitas korban, sekaligus mempersempit lingkaran penyelidikan,” ungkap seorang penyidik yang enggan disebut namanya.

Penemuan Mengerikan di Kamar Kos


Petunjuk tersebut membawa polisi kembali ke kamar kos Alvi di Lidah Wetan. Di sana, mereka menemukan temuan yang jauh lebih mengerikan. Dua kantong plastik hitam yang disembunyikan di balik laci lemari berisi 239 potongan tulang manusia, termasuk serpihan tengkorak, sisa kulit, dan bahkan bagian mata korban.

“Ini bukan sekadar pembunuhan. Modus mutilasi dengan cara menyembunyikan potongan tubuh di berbagai lokasi menunjukkan pelaku sangat berusaha menghilangkan jejak,” ujar Kapolres Mojokerto.

Penemuan itu sekaligus mematahkan dugaan awal bahwa Alvi hanya membuang jasad korban ke jurang. Faktanya, sebagian besar sisa tubuh masih disimpan rapat-rapat di kamar kos tempat mereka tinggal.

Perburuan 14 Jam dan Penangkapan Dramatis


Setelah identitas korban terungkap, polisi segera memburu Alvi. Pengejaran berlangsung intens selama 14 jam penuh, hingga akhirnya ia ditemukan bersembunyi di kos lain di kawasan Lidah Wetan.

Saat hendak ditangkap, Alvi sempat melakukan perlawanan. Polisi akhirnya terpaksa melumpuhkannya dengan menembak kedua betis. “Pelaku berusaha kabur dan tidak kooperatif. Tindakan tegas terukur terpaksa dilakukan,” jelas polisi.

Kini, Alvi telah diamankan dan dijerat pasal berlapis, termasuk dugaan pembunuhan berencana serta perlakuan tidak manusiawi terhadap jasad korban.

Profil Singkat Pelaku


Yang membuat publik semakin terkejut adalah latar belakang Alvi. Ia dikenal sebagai sarjana muda lulusan Informatika Universitas Trunojoyo. Seorang pemuda berpendidikan yang seharusnya memiliki masa depan cerah.

Namun, di balik sosoknya, tersimpan kepribadian gelap yang akhirnya menyeretnya pada aksi sadis yang lebih menyerupai “monster psikopat” ketimbang manusia.

Gelombang Reaksi Publik


Kasus ini sontak menggemparkan warga Surabaya dan Mojokerto. Di media sosial, warganet meluapkan keterkejutan, sekaligus kemarahan terhadap aksi yang dianggap melampaui batas kemanusiaan. Banyak yang mendesak agar hukuman maksimal dijatuhkan.

Sementara itu, keluarga korban masih dalam kondisi terpukul. Mereka hanya berharap kasus ini segera diselesaikan secara adil dan Tiara mendapatkan keadilan yang layak.

Penutup


Kasus mutilasi Lidah Wetan menjadi pengingat kelam bahwa kejahatan keji bisa lahir dari hubungan yang tampak biasa di permukaan. Kronologi yang terungkap – mulai dari pembunuhan dini hari, aksi jagal di kamar mandi, penemuan potongan tubuh di jurang, hingga penangkapan dramatis – membentuk sebuah rangkaian horor nyata yang tak akan mudah dilupakan masyarakat.

Kini, tugas berat menanti aparat penegak hukum: memastikan pelaku mendapat hukuman setimpal, sekaligus memberikan rasa aman kembali kepada publik yang masih dibayangi trauma.