Selain Berkowitz, acara tersebut juga menghadirkan Rektor UI Heri Hermansyah dan Direktur Utama PT Pindad Sigit P. Santosa.
Isi Orasi Berkowitz
Dalam pidatonya, Berkowitz—peneliti senior di Hoover Institution, Stanford University, sekaligus mantan penasihat senior Menteri Luar Negeri Amerika Serikat—menyampaikan pandangannya mengenai kebebasan beragama, kebebasan berekspresi, hak asasi manusia (HAM), serta keamanan nasional.
Namun, rekam jejak Berkowitz menunjukkan sikapnya yang konsisten mendukung Zionisme dan membela kebijakan militer Israel di Gaza. Pandangan ini berseberangan dengan keputusan Mahkamah Internasional (ICJ) yang pada Januari 2024 menegaskan agresi Israel sejak Oktober 2023 sebagai bentuk genosida terhadap rakyat Palestina.
Pada November tahun yang sama, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) juga menerbitkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Tulisan Pro-Israel Berkowitz
Berkowitz secara terbuka menulis opini yang membela Israel dan mengkritik organisasi HAM internasional. Dalam artikelnya berjudul Human Rights Organizations Corrupt Human Rights to Smear Israel di Real Clear Politics (27 April 2025), ia menuduh lembaga-lembaga HAM dunia “menyalahgunakan isu HAM untuk mencemarkan nama baik Israel dan melegitimasi para jihadis.”
Menurutnya, Israel adalah “satu-satunya demokrasi yang melindungi HAM di Timur Tengah,” sementara organisasi internasional dianggap mempolitisasi isu HAM secara berlebihan.
Dalam tulisan lainnya berjudul Ignoring Military Necessity to Accuse Israel of War Crimes (Real Clear Politics, 22 Desember 2024), Berkowitz menolak kesimpulan ICJ dan ICC yang menyebut Israel melakukan kejahatan perang. Ia berpendapat bahwa banyak pihak yang menilai tindakan militer Israel hanya dari sudut pandang kemanusiaan, tanpa mempertimbangkan kebutuhan militer, strategi, maupun kondisi medan tempur.
Reaksi dan Klarifikasi UI
Kehadiran Berkowitz di UI langsung memicu kontroversi. Kritik bermunculan dari berbagai kalangan, yang menilai kehadiran akademikus pro-Zionis di kampus terbesar di Indonesia sebagai bentuk kelalaian serius.
Melalui siaran pers yang diterima Albalad.co hari ini, pihak UI menyampaikan permintaan maaf resmi.
“Dengan segala kerendahan hati, UI mengakui kurang hati-hati dan untuk itu UI meminta maaf sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat Indonesia atas kekhilafan dan kekurangcermatan saat memeriksa latar belakang bersangkutan,” tulis pernyataan resmi tersebut.
UI menegaskan bahwa kesalahan ini murni akibat kurang cermat dalam proses seleksi pembicara, dan berkomitmen untuk lebih berhati-hati dalam setiap kegiatan akademik di masa mendatang.
Posting Komentar untuk "UI Tuai Polemik Usai Undang Akademikus Pro-Zionis Peter Berkowitz sebagai Pembicara"