Berikut Cerita Islami Untuk Bayi Dalam Kandungan

Berikut Cerita Islami Untuk Bayi Dalam Kandungan

Fikroh.com - Berikut ini adalah contoh cerita islami yang dapat diperdengarkan kepada bayi yang masih dalam kandungan. Namun sebelumnya perlu diketahui bahwa memperdengarkan cerita kepada bayi saat dalam kandungan banyak manfaatnya. Manfaat membacakan atau memperdengarkan cerita bagi bayi yang masih dalam kandungan antara lain:

  1. Merangsang perkembangan otak – suara orang tua, terutama ibu, membantu membentuk koneksi awal pada sistem saraf bayi.
  2. Menumbuhkan ikatan emosional – bayi merasa dekat, aman, dan tenang dengan suara orang tua yang akrab.
  3. Melatih pendengaran – sejak usia 6 bulan dalam kandungan, bayi sudah bisa mendengar suara luar. Cerita membantu melatih kepekaan pendengarannya.
  4. Memberikan ketenangan – suara lembut saat bercerita dapat menenangkan bayi dan menurunkan stres ibu.
  5. Membentuk kebiasaan baik sejak dini – memperkenalkan kata-kata, doa, atau kisah islami sejak dalam kandungan menjadi fondasi positif untuk perkembangan spiritual dan bahasa setelah lahir.

Kisah Nabi Muhammad ﷺ dan Pengemis Buta

Di sebuah sudut kota Madinah, ada seorang pengemis tua yang sudah tidak bisa melihat. Matanya buta, tubuhnya lemah, dan ia hanya bisa duduk menunggu belas kasihan orang yang lewat.

Setiap pagi, orang-orang sibuk dengan kegiatan mereka. Ada yang berangkat ke pasar, ada yang menuju kebun, ada pula yang pergi ke masjid. Tetapi pengemis itu tetap duduk di tempatnya, berharap ada orang baik yang memberinya makanan.

Namun, ada satu hal yang membuat orang-orang segan. Pengemis tua itu selalu berkata-kata kasar jika ada orang menyebut nama Nabi Muhammad ﷺ di hadapannya. Ia sering menggerutu:

“Aku benci Muhammad! Dia itu bukan orang baik. Jangan kalian ikuti dia!”

Kata-kata itu terdengar keras. Banyak orang yang mendengar merasa sedih, bahkan marah. Bagaimana mungkin ada orang yang berani membenci Nabi Muhammad ﷺ, padahal beliau adalah manusia paling mulia?

Tetapi, tahukah kalian apa yang dilakukan Nabi Muhammad ﷺ sendiri?
Beliau tidak marah. Beliau tidak membalas dengan kata-kata kasar. Justru, setiap pagi Rasulullah mendatangi pengemis buta itu dengan hati penuh kasih sayang.


🍂 Rasulullah Membawa Makanan

Dengan penuh kelembutan, Nabi Muhammad ﷺ menyiapkan makanan untuk pengemis itu. Beliau memotong-motong roti, menyiapkan kurma, dan terkadang membawa sedikit lauk sederhana.

Lalu, beliau duduk di samping pengemis itu, tanpa memperkenalkan dirinya.
“Wahai bapak, mari kita makan bersama,” ucap Nabi dengan suara lembut.

Kemudian beliau menyuapi pengemis buta itu dengan tangannya.

Pengemis itu tentu tidak tahu siapa yang menyuapinya. Tetapi setiap kali disuapi, ia tetap menggerutu dan berkata:

“Jangan dekat-dekat dengan Muhammad! Dia itu orang jahat. Jangan dengarkan ajarannya!”

Bayangkan, anak-anak… Nabi Muhammad ﷺ mendengar kata-kata itu setiap hari. Kata-kata yang menyakitkan hati. Tapi beliau tetap diam, tersenyum, dan terus menyuapi pengemis itu sampai kenyang.

Begitulah yang beliau lakukan, bukan hanya sekali atau dua kali, tapi setiap pagi. Hari demi hari. Bulan demi bulan.


🌸 Kesabaran Nabi

Suatu hari, seorang sahabat yang melihat kejadian itu bertanya dengan heran:

“Wahai Rasulullah, mengapa engkau terus menyuapi orang itu? Padahal lidahnya selalu mencacimu?”

Nabi Muhammad ﷺ menjawab dengan tenang:
“Karena ia sudah tua dan lemah. Ia buta dan tidak bisa makan sendiri. Aku ingin menolongnya agar ia tidak lapar.”

Lihatlah betapa indahnya hati Nabi Muhammad ﷺ. Beliau tidak pernah membalas keburukan dengan keburukan. Beliau menunjukkan kasih sayang dengan tindakan nyata.


🌙 Hari yang Mengharukan

Namun, waktu berjalan. Hingga akhirnya, Nabi Muhammad ﷺ wafat. Seluruh kota Madinah berduka. Semua orang menangis. Para sahabat merasa kehilangan yang begitu besar.

Setelah kepergian Nabi, salah seorang sahabat, yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu, ingin meneruskan kebiasaan mulia Rasulullah. Ia pun datang ke pengemis buta itu membawa makanan.

Abu Bakar duduk di samping pengemis, lalu mulai menyuapinya. Tetapi, aneh sekali!

Pengemis itu merasakan sesuatu yang berbeda. Ia meraba tangan Abu Bakar dan berkata:

“Siapa kamu? Engkau bukan orang yang biasa menyuapiku. Tanganmu berbeda. Makanan ini pun rasanya tidak sama. Siapa sebenarnya yang selalu datang kepadaku dulu?”

Air mata Abu Bakar menetes. Dengan suara yang bergetar ia berkata:

“Wahai bapak… Orang yang selalu menyuapimu itu adalah Nabi Muhammad ﷺ. Beliau yang setiap pagi datang menemuimu. Beliau yang dengan sabar mendengar semua kata-katamu, meski engkau selalu mencaci beliau. Tetapi kini… beliau sudah wafat.”


😭 Penyesalan Sang Pengemis

Mendengar itu, pengemis buta terdiam. Jantungnya berdegup kencang. Air matanya jatuh membasahi pipi tuanya.

“A… apa? Selama ini orang yang selalu aku hina… orang yang selalu aku benci… ternyata dialah yang menyuapiku setiap hari?”

Ia menangis terisak. “Betapa jahatnya lidahku… Betapa hinanya diriku… Aku mencacinya, padahal dia menolongku tanpa lelah. Ya Allah, ampunilah aku.”

Sejak hari itu, pengemis buta tersebut menyesali semua perbuatannya. Ia pun bersyahadat, menyatakan keimanannya kepada Allah dan Nabi Muhammad ﷺ. Ia berdoa agar Allah mengampuni dosanya, karena telah membenci orang yang paling mulia di muka bumi.


🌟 Pelajaran untuk Kita

Anak-anak, dari kisah ini kita belajar sesuatu yang sangat penting.
Nabi Muhammad ﷺ mengajarkan kita untuk membalas keburukan dengan kebaikan. Jangan pernah membenci orang, meskipun mereka berkata kasar kepada kita.

Kebaikan yang tulus akan menyentuh hati siapa pun. Bahkan hati yang paling keras pun bisa luluh dengan kelembutan.

Jadi, mari kita meneladani akhlak Nabi Muhammad ﷺ:

  • Suka menolong, meski orang lain tidak mengenal kita.
  • Sabar menghadapi ucapan yang tidak enak.
  • Dan selalu membalas keburukan dengan kebaikan.

✨ Semoga kisah ini membuat kita semakin mencintai Nabi Muhammad ﷺ, dan mau meniru akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari.

Posting Komentar untuk "Berikut Cerita Islami Untuk Bayi Dalam Kandungan"