10 Pondok Pesantren Terbesar di Jawa Tengah yang Wajib Dikenal

10 Pondok Pesantren Terbesar di Jawa Tengah yang Wajib Dikenal

Jawa Tengah dikenal sebagai salah satu provinsi dengan tradisi pendidikan Islam yang kuat dan berakar. Tak heran jika banyak berdiri pondok pesantren besar dan berpengaruh di wilayah ini. Dalam artikel ini, kami sajikan daftar 10 pondok pesantren terbesar di Jawa Tengah yang memiliki ribuan santri, jaringan alumni luas, serta kontribusi besar terhadap dunia dakwah dan pendidikan nasional. Baik pesantren salafiyah, tahfidz, maupun modern, semuanya turut membentuk wajah Islam di Tanah Jawa.

1. Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang – Rembang

Lokasi: Sarang, Rembang, Jawa Tengah
Pendiri: KH. Maimun Zubair (Mbah Moen)
Tahun Berdiri: 1967

Pondok Pesantren Al-Anwar dikenal sebagai salah satu pesantren besar dan berpengaruh di pesisir utara Jawa Tengah. Mbah Moen adalah tokoh nasional yang juga politisi senior dari kalangan ulama Nahdlatul Ulama. Al-Anwar memiliki ribuan santri dari berbagai daerah di Indonesia, dengan fokus pengajaran pada kitab kuning, fiqih, tafsir, dan akhlak tasawuf.

Al-Anwar juga memiliki cabang-cabang pesantren lain seperti Al-Anwar 2 dan Al-Anwar 3 yang diasuh oleh putra-putranya seperti KH. Abdul Ghofur Maimoen dan KH. Ubaidillah Maimoen. Santrinya aktif dalam kegiatan keilmuan, dakwah, dan kaderisasi ulama.


2. Pondok Pesantren API Tegalrejo – Magelang

Lokasi: Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah
Pendiri: KH. Chudlori
Tahun Berdiri: 1944

Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo adalah salah satu pusat kaderisasi ulama terbesar di Indonesia. Fokus utama pesantren ini adalah pendalaman ilmu syariah dan pengkaderan dai yang siap terjun ke masyarakat.

Santri-santri dari API terkenal aktif berdakwah dan memiliki jaringan alumni luas hingga ke luar negeri. Pesantren ini menganut sistem salafiyah dengan kombinasi kurikulum diniyah dan program kaderisasi dakwah. API juga memiliki banyak cabang dan afiliasi di berbagai kota.


3. Pondok Pesantren Darussalam Dukuhwaluh – Banyumas

Lokasi: Dukuhwaluh, Kembaran, Banyumas
Pendiri: KH. Mahfudz Mahmud
Tahun Berdiri: 1930-an

Pondok Pesantren Darussalam adalah lembaga pendidikan Islam yang menjadi rujukan utama di wilayah Banyumas Raya. Pesantren ini memiliki pendidikan formal mulai dari TK hingga perguruan tinggi. Selain pendidikan formal, Darussalam juga mempertahankan tradisi pengajian kitab kuning dan pendidikan keislaman secara tradisional.

Pesantren ini menjadi tempat bernaung ribuan santri, termasuk dari luar Jawa. Dikenal dengan keseimbangan antara kurikulum salaf dan pendidikan modern.


4. Pondok Pesantren Al-Itqon Bugen – Semarang

Lokasi: Bugen, Tlogosari, Semarang
Pendiri: KH. Syakir Zainuddin
Tahun Berdiri: 1989

Al-Itqon berkembang pesat sebagai pesantren salaf modern yang memadukan tahfidz Al-Qur’an, pendidikan diniyah, dan sekolah formal seperti SMP dan SMA. Fasilitasnya cukup lengkap, dan banyak diminati oleh masyarakat urban Semarang.

Pesantren ini terkenal dengan kedisiplinan, fokus pada pembinaan akhlak, dan hafalan Al-Qur’an. Alumni Al-Itqon banyak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi Islam ternama.


5. Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak – Yogyakarta

Lokasi: Krapyak, Yogyakarta (berbatasan langsung dengan Purworejo, Jateng)
Pendiri: KH. Munawwir
Tahun Berdiri: 1911

Meski secara administratif masuk DIY, Al-Munawwir punya santri dominan dari Jateng dan menjadi bagian dari jaringan pesantren besar di wilayah tersebut. Dikenal sebagai pusat tahfidz dan qira’at Al-Qur’an, pesantren ini memiliki banyak unit seperti Q, A, L, dan lainnya sesuai fokus keilmuan.

Alumni Al-Munawwir banyak menjadi ulama, qari, dan pemimpin lembaga keislaman di Indonesia. Pesantren ini juga dikenal dengan keilmuan klasik yang mendalam.


6. Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Kedunglo – Banyumas

Lokasi: Kedunglo, Sokaraja, Banyumas
Pendiri: KH. Ma’shum
Tahun Berdiri: Awal 1980-an

Al-Falah dikenal sebagai pesantren salaf yang menekankan pendidikan kitab kuning, bahasa Arab, dan fiqih. Suasana belajar yang khas dengan sistem sorogan dan bandongan masih sangat dijaga.

Santrinya banyak yang berasal dari daerah pedesaan dan umumnya menjadi tokoh agama di tempat asalnya. Meskipun sederhana, pesantren ini sangat produktif dalam melahirkan pendakwah dan guru ngaji.


7. Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen – Demak

Lokasi: Mranggen, Demak
Pendiri: KH. Soichin Chalimi
Tahun Berdiri: 1850-an

Termasuk salah satu pesantren tertua di Jawa Tengah. Futuhiyyah adalah pusat pendidikan Islam dengan basis kitab kuning dan pengajian umum. Pondok ini sangat aktif dalam pendidikan formal (RA–MA) dan diniyah salafiyah.

Selain itu, pondok ini juga memiliki peran besar dalam perkembangan NU di kawasan pantura. Banyak alumni yang menjadi tokoh NU dan pejabat keagamaan.


8. Pondok Pesantren Darul Falah Besongo – Semarang

Lokasi: Ngaliyan, Semarang
Pendiri: KH. Imam Taufiq
Tahun Berdiri: 2005

Darul Falah Besongo (Be-Songo = Beberapa Songo) adalah pesantren mahasiswa yang memadukan sistem pendidikan pondok dengan aktivitas akademik perguruan tinggi. Santri Besongo umumnya mahasiswa UIN Walisongo Semarang.

Fokus pengkajiannya meliputi keislaman moderat, budaya damai, serta dakwah digital. Model pesantren ini menjadi contoh pesantren urban kontemporer.


9. Pondok Pesantren Al-Manshur Tegalrejo – Sragen

Lokasi: Tegalrejo, Sragen
Afliasi: Cabang API Tegalrejo
Tahun Berdiri: 1990-an

Al-Manshur adalah salah satu cabang pesantren API yang berkembang di wilayah Solo Raya. Fokus pada pengkaderan dai dan ulama, serta pembinaan akhlak dan pendidikan klasik.

Pesantren ini menjadi alternatif bagi santri di wilayah timur Jawa Tengah yang ingin belajar dengan sistem API tanpa harus ke Magelang. Suasana asri dan kekeluargaan sangat terasa di lingkungan pesantren ini.


10. Pondok Pesantren Al-Islah Mangkang – Semarang

Lokasi: Mangkang Wetan, Semarang
Pendiri: KH. Habib Ahmad Al-Habsyi
Tahun Berdiri: 1998

Al-Islah adalah pesantren yang memadukan tahfidz, sekolah formal (SD-SMA), dan pendidikan salafiyah. Dikenal sebagai pesantren bersih, rapi, dan disiplin tinggi.

Santrinya berasal dari berbagai kota di Jawa Tengah. Banyak dari mereka mengikuti program tahfidz intensif. Pondok ini juga aktif dalam program sosial dan dakwah masyarakat.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama