Fikroh.com - Ustadz Khalid Zeed Abdullah Basalamah merupakan salah satu tokoh pendakwah Islam kontemporer yang paling berpengaruh di Indonesia. Lahir pada 1 Mei 1975 di Makassar, Sulawesi Selatan, ia dikenal sebagai figur utama dalam gerakan Salafi, yang menekankan pemahaman Islam berdasarkan Al-Qur'an, Hadis, dan pemahaman para sahabat Nabi Muhammad SAW. Dengan gaya ceramah yang lugas, mudah dipahami, dan didukung oleh pengetahuan akademik mendalam, Ustadz Khalid telah menarik jutaan pengikut melalui berbagai platform, termasuk media sosial dan YouTube. Selain sebagai dai, ia juga seorang pengusaha sukses yang mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam bisnisnya. Biografi ini akan mengupas secara lengkap perjalanan hidupnya, mulai dari masa kecil hingga kontribusinya bagi umat Islam, dengan panjang sekitar 2000 kata untuk memberikan gambaran holistik tentang sosok yang sering disebut sebagai "pelopor dakwah digital" ini.
Masa Kecil dan Latar Belakang Keluarga
Ustadz Khalid Basalamah atau yang disingkat dengan UKB dilahirkan di Ujung Pandang—sekarang dikenal sebagai Makassar—pada tanggal 1 Mei 1975, bertepatan dengan 19 Rabiul Akhir 1395 Hijriah. Ia adalah putra dari Ustaz Zeed Abdullah Basalamah, seorang tokoh agama terkemuka yang lahir pada 1940 dan wafat pada 2020. Ayahnya adalah pendiri Masjid dan Pondok Pesantren Addaraen di Makassar, yang menjadi pusat pendidikan Islam di wilayah Sulawesi Selatan. Keluarga Basalamah memiliki akar keturunan Arab dari wilayah Hadramaut, Yaman, yang tercermin dalam marga Basalamah—sebuah marga yang umum di kalangan keturunan Arab di Indonesia.
Masa kecil UKB tidak lepas dari pengaruh lingkungan religius yang kuat. Namun, ia mengalami cobaan berat ketika ibu kandungnya meninggal dunia pada 1979, saat UKB baru berusia empat tahun. Kehilangan ini tentu membentuk karakternya, meskipun ayahnya kemudian menikah lagi sekitar dua atau tiga tahun kemudian dengan Dr. A. Kasmawati Tahir Z. Basalamah, yang menjadi ibu tiri UKB. Ibu tirinya bukan hanya ibu rumah tangga biasa; ia adalah seorang politisi yang pernah menjabat sebagai anggota pengganti DPR-RI periode 2004–2009 dari Partai Bintang Reformasi, mewakili daerah pemilihan Sulawesi Selatan I. Latar belakang keluarga ini mencampur antara tradisi keagamaan yang kuat dari ayahnya dan elemen politik dari ibu tirinya, yang mungkin memengaruhi pandangan UKB tentang peran Islam dalam masyarakat.
Sejak kecil, UKB sudah menunjukkan minat besar terhadap ilmu agama. Di bawah bimbingan ayahnya, ia rajin menghafal Al-Qur'an dan mempelajari berbagai kitab hadis. Ia menyelesaikan pendidikan dasar dan sekolah menengah pertama hingga kelas 2 SMP di pondok pesantren di Makassar. Pengalaman ini membentuk fondasi aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah yang ia pegang teguh sepanjang hidupnya. UKB sering mengenang masa kecilnya sebagai periode di mana ia belajar disiplin dan ketakwaan, seperti bangun pagi untuk shalat tahajud dan membaca Al-Qur'an.
Pendidikan dan Pembentukan Intelektual
Perjalanan pendidikan Ustadz Khalid mencerminkan komitmennya terhadap ilmu agama yang mendalam. Setelah menyelesaikan kelas 2 SMP di Makassar, ia dikirim oleh pamannya untuk belajar di Kairo, Mesir, pada kelas 3 SMP. Kemudian, ia melanjutkan pendidikan SMA di Madinah, Arab Saudi, pada awal 1990-an. Di sana, hari-harinya diisi dengan belajar agama, menghafal ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis, serta sering mengunjungi Masjid Nabawi untuk beribadah. Ia juga berinteraksi dengan komunitas Indonesia di Madinah, yang memperkaya pemahamannya tentang dakwah lintas budaya.
Puncak pendidikan formalnya adalah gelar sarjana (S1) di bidang dakwah dari Universitas Islam Madinah (1994–1998). Setelah kembali ke Makassar, ia melanjutkan studi master (S2) di Universitas Muslim Indonesia (UMI), di mana ia juga sempat menjadi dosen. Gelar doktor (S3) diraihnya dari Universitas Tun Abdul Razak, Malaysia. Pada 25 Maret 2023, ia dianugerahi gelar profesor dan menjadi dosen tamu di Universal Institute of Professional Management untuk periode 2023–2024. Pendidikan ini tidak hanya memberinya gelar akademik seperti Lc. (Licentiate) dan M.A., tetapi juga membekali pengetahuan mendalam tentang fiqih, hadis, dan dakwah, yang menjadi dasar ceramahnya.
Awal Karir Dakwah dan Perkembangannya
Karir dakwah Ustadz Khalid dimulai pada 1999, ketika ia mulai mengisi khotbah Jumat di UMI, tempat ia belajar dan mengajar. Merasa terpanggil untuk fokus penuh pada dakwah, ia mengundurkan diri dari jabatan dosen dan membuka kelas hadis gratis. Gaya dakwahnya yang tegas, lugas, dan berbasis pada sumber primer seperti Kitab Bulughul Maram karya Ibnu Hajar al-Asqalani dan Minhajul Muslim karya Abu Bakar al-Jazairi, membuatnya populer di kalangan umat. Ia sering mengkritisi isu sosial dan keagamaan secara berani, tanpa berbelit-belit, yang membuat ceramahnya mudah dipahami oleh berbagai kalangan.
Sebagai tokoh Salafi, UKB menekankan pemahaman Islam murni tanpa campuran bid'ah. Ia aktif berdakwah dari masjid ke masjid, dan sejak 2013, bergabung dengan YouTube, di mana channelnya memiliki subscriber terbanyak di antara ustadz Indonesia. Ratusan kajiannya tersebar luas, membahas topik dari fiqih sehari-hari hingga dosa besar, dengan bahasa sederhana yang menarik pemuda dan generasi milenial.
Penggunaan Media Digital dalam Dakwah
Ustadz Khalid dianggap sebagai pelopor dakwah digital di Indonesia. Ia menggabungkan wawasan agama mendalam dengan gaya komunikasi modern, memanfaatkan platform seperti YouTube, Instagram, dan media sosial lainnya untuk menyebarkan ilmu. Pendekatan ini efektif karena mengintegrasikan teks klasik dengan teknologi kontemporer. Konten dakwahnya tidak hanya ceramah panjang, tapi juga klip pendek yang viral, membahas isu aktual seperti Palestina—seperti dalam bukunya *Palestina yang Terlupakan* (2018). Pengaruhnya begitu besar hingga ia diundang ke berbagai negara di Asia Tenggara, Eropa, dan Afrika.
Aktivitas Bisnis dan Sosial
Selain dakwah, UKB adalah pengusaha sukses. Ia mendirikan PT Ajwad, yang mengoperasikan restoran makanan khas Timur Tengah bernama Ajwad Resto di Kramatjati, Jakarta. Uniknya, restoran ini tidak melayani pelanggan saat waktu shalat tiba dan memiliki program tahfidz Al-Qur'an untuk karyawan. Ia juga memiliki bisnis travel umrah dan haji melalui Uhud Tour, souvenir khas Timur Tengah, serta penerbitan buku Islam. Sebagai Ketua Yayasan Ats-Tsabat Jakarta Timur, ia menyelenggarakan program amal kreatif seperti beasiswa, umrah gratis, sumur air bersih, dan motor untuk dai. Ia juga Ketua Forum Pengiriman Dai ke Irian dan penasehat Wesal TV. Selain itu, ia anggota Dewan Syariah di Rahmatan Lil Alamin Boarding School, Solok, Sumatera Barat.
Integrasi Islam dalam bisnisnya mencerminkan prinsip bahwa dakwah bisa dilakukan melalui ekonomi. Misalnya, ia mendukung istrinya membuka salon khusus muslimah, menunjukkan dukungan terhadap peran perempuan dalam Islam.
Kehidupan Pribadi
Dalam kehidupan pribadi, Ustadz Khalid menikah pada awal 2000-an dengan seorang muallaf—seorang yang baru memeluk Islam. Pernikahan ini dikaruniai empat anak: Muhammad Zeed Abdullah Basalamah, Abdullah Zeed Basalamah, Owais Zeed Basalamah, dan Umamah Zeed Basalamah. UKB dikenal sebagai pribadi disiplin, selalu menjaga rutinitas ibadah seperti tahajud dan membaca Al-Qur'an. Ia pernah membahas poligami dalam ceramahnya, meskipun tidak ada indikasi ia mempraktikkannya.
Banyak yang salah mengira ia bersaudara kandung dengan Ustadz Riza Syafiq Basalamah karena marga yang sama, tapi keduanya hanya berbagi akar keturunan Hadramaut tanpa hubungan darah.
Penghargaan dan Prestasi
Prestasi UKB mencakup penghargaan sebagai "ulama dan dai kehormatan" pada Pertemuan Ulama dan Dai se-Asia Tenggara, Eropa, dan Afrika ke-3 tahun 2017 oleh Multaqo Adduat dan Ulama Asia Tenggara. Gelar profesor pada 2023 semakin mengukuhkan posisinya sebagai intelektual Islam. Buku-bukunya seperti Panduan Shalat Lengkap Sesuai Sunnah, Rahasia Hati yang Tenang, dan Bekal Safar ke Alam Barzahmenjadi referensi umat.
Kontroversi
Seperti banyak tokoh publik, UKB menghadapi kontroversi. Pada 2017, acara dakwahnya di Sidoarjo dibubarkan oleh GP Ansor dan Banser NU karena dianggap tidak selaras dengan praktik Islam NU. Respons beragam: Mahfud MD menentang pembubaran, sementara Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin netral. Ia juga dituduh Wahabi, tapi UKB menegaskan aqidahnya Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Pada 23 Juni 2025, ia diperiksa KPK sebagai saksi ahli terkait dugaan korupsi kuota haji 2024. Meski demikian, ia menolak tuduhan sponsor asing atau penyimpangan dakwah.
Kontribusi dan Pengaruh
Kontribusi UKB terhadap dakwah tak terhitung. Ia telah membawa Islam ke era digital, menginspirasi jutaan umat untuk mendalami agama secara benar. Pengaruhnya meluas ke luar negeri, dengan ceramah yang diterjemahkan ke berbagai bahasa. Sebagai pengusaha, ia membuktikan bahwa Islam kompatibel dengan kemajuan ekonomi. Di usia 50 tahun pada 2025, UKB terus aktif, menjadi teladan bagi generasi muda.
Kesimpulan
Biografi Ustadz Khalid Basalamah adalah kisah perjuangan dari anak yatim di Makassar menjadi dai global. Dengan pendidikan solid, dedikasi dakwah, dan inovasi digital, ia telah mengubah wajah dakwah di Indonesia. Meski kontroversi muncul, integritasnya tetap terjaga. Sosok ini mengajarkan bahwa dakwah adalah panggilan jiwa, bukan sekadar profesi.