Fikroh.com - Ustadz Zaitun, yang dikenal sebagai Ustadz DR. (HC) KH Muhammad Zaitun Rasmin, Lc. MA, adalah seorang ulama terkemuka, Ketua Ulama dan Da'i Asia Tenggara, serta Pimpinan Umum Wahdah Islamiyah. Beliau juga merupakan anggota Pengurus MUI Pusat dan inisiator MIUMI (Majelis Intelektual & Ulama Muda Indonesia).
Beliau aktif di berbagai acara, seperti Damai Indonesiaku dan ILC di TV One, serta program Cahaya Hati di ANTV. Sebagai Wakil Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri MUI, Ustadz Zaitun sering mewakili MUI Pusat dalam wawancara eksklusif dan juga menjabat sebagai Direktur Utama Ummat TV.
Kisah Hidup KH Zaitun Rasmin
Zaitun Rasmin menempuh pendidikan di Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin di Makassar, namun ia memilih untuk berhenti kuliah demi fokus pada dakwah. Keputusan tersebut diambil saat mahasiswa Islam di kampusnya kesulitan mengundang Da'i untuk pengajian. Hal ini mendorong Zaitun dan teman-temannya untuk mendalami ilmu agama Islam secara serius, termasuk belajar bahasa Arab secara otodidak. Ia juga mendirikan Yayasan Fathul Mu'in untuk mendukung dakwahnya.
Untuk memperdalam bahasa Arab, Zaitun melanjutkan studi di LPBA (Lembaga Pendidikan Bahasa Arab, kini LIPIA) di Jakarta, dan kemudian menerima beasiswa untuk belajar di Universitas Islam Madinah, di mana ia menyelesaikan studi syariah selama empat tahun pada tahun 1995 sebelum kembali ke Makassar untuk melanjutkan dakwah.
Mendirikan Wahdah Islamiyah
Pada 19 Februari 1998, Yayasan Fathul Mu'in berubah nama menjadi Wahdah Islamiyah, yang didirikan dengan harapan untuk melihat persatuan umat Islam di Indonesia Timur. Bersama rekan-rekannya, ia mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab (STIBA) pada tahun yang sama, bernama Ma'had 'Aly Al Wahdah, di bawah Yayasan Pesantren Wahdah Islamiyah. Selain itu, mereka juga mendirikan berbagai lembaga pendidikan dan usaha sosial.
Sejak tahun 2002, Wahdah Islamiyah berkembang menjadi organisasi masyarakat Islam yang besar di Sulawesi, dengan 35 cabang dan 43 daerah binaan, beberapa di antaranya di luar Sulawesi.
Gelar Doktor Honoris Causa
Ustadz Zaitun menerima gelar Doktor Honoris Causa dari International Electronic University Mesir atas kontribusinya yang signifikan di bidang Studi Islam, Politik Islam, dan Pendidikan.
Riwayat Organisasi
Beliau juga memegang beberapa posisi penting dalam organisasi, antara lain:
- Ketua Persatuan Pemuda Muslim se-Sulawesi Selatan
- Ketua Umum Wahdah Islamiyah Indonesia
- Wakil Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri MUI Pusat (sampai 2015)
- Wakil Sekretaris Jenderal MUI Pusat
- Wakil Ketua MIUMI
- Anggota Ikatan Ulama Muslimin Dunia
- Ketua Ikatan Ulama dan Da'i se-Asia Tenggara.
Nasehat Ustadz Zaitun Rasmin
"Tidak akan pernah ada bangunan Islam yang kuat tanpa iman. Sebagaimana Nabi membangun iman sebagai dasar dalam membangun adab dan akhlak. Negeri ini sangat rindu dengan cita-cita kita dalam mewujudkan negeri yang beradab dan berakhlak. Membangun Indonesia beradab bukan hanya berladaskan teori-teori, lembaga riset dan lainnya, tapi harus dibangun dengan iman dan dakwah."
“Dakwah adalah jalan kemuliaan umat dan bangsa. Sangat jelas, dari seluruh upaya-upaya kita untuk membangun bangsa dan negara ini, membangun umat kita, dakwah adalah salah satu jalan utamanya, dan sejalan dengan slogan bangsa kita yang terdapat dalam Indonesia Raya yakni dijiwai oleh Pancasila dan Undang-Undang Dasar yakni bangunlah jiwanya dan bangunlah badannya. Membangun keduanya sangat penting, dan cara membangun jiwa adalah dengan dakwah,”
"Orang beriman sering menghadapi berbagai tantangan dan tuduhan, terutama para aktivis dan penyuara kebenaran. Mereka yang menghindari kesulitan di awal akan lebih tertekan ketika menghadapi masalah dan ujian. Tanggung jawab ini memang besar dan berat, namun bagi mereka yang sungguh-sungguh berjuang, Allah pasti akan memberikan pertolongan. Perjuangan ke depan masih panjang, jadi wujudkan dengan niat dan ide, ditambah tekad yang kuat, lalu mulai bergerak."
“Umat dan bangsa ini akan jaya dan kuat jika kita memiliki jumlah yang memadai, jumlah yang signifikan dari para dai yang profesional dan profesional yang dai. Ini harus kita padukan dan Wahdah Islamiyah, sejak awal telah mengambil jalan utama untuk melahirkan Dai-Dai profesional. Namun, Wahdah Islamiyah juga tidak menutup mata tentang pentingnya profesional yang Dai,”
Tags:
Biografi Muslim