Notification

×

Iklan

Iklan

Erdogan: Turkiye Telah Kembali Lagi Dalam Kancah Dunia

Rabu | November 19, 2025 WIB | 0 Views
Erdogan: Turkiye Telah Kembali Lagi Dalam Kancah Dunia

Oleh: Hafidin Achmad Lutfhie

Fikroh.com - Türkiye hari ini tampil sebagai kekuatan baru yang jauh lebih percaya diri dibanding satu atau dua dekade lalu. Di bawah kepemimpinan yang tegas, negara ini seakan benar-benar “menoleh kembali” ke ruang geopolitik yang dulu pernah ditinggalkannya—Balkan, Timur Tengah, Kaukasus, dan Afrika Utara—seraya menegaskan bahwa Türkiye bukan lagi sekadar pemain pinggiran dalam tatanan global, melainkan aktor utama yang mengatur ulang keseimbangan kekuatan di kawasan.

Di bidang militer, Türkiye telah berubah menjadi negara dengan kemandirian pertahanan paling cepat berkembang di dunia. Drone Bayraktar, kapal perang buatan dalam negeri, hingga proyek jet tempur generasi baru menunjukkan bahwa Ankara tidak lagi bergantung sepenuhnya pada NATO. Modernisasi militer ini bukan hanya simbol kekuatan, tetapi juga alat politik—yang membuat Türkiye berpengaruh dalam konflik Suriah, Libya, Kaukasus, hingga perang Ukraina–Rusia. Keberadaan Türkiye dalam berbagai titik krisis itu tidak sekadar sebagai peserta, melainkan sebagai penentu arah.

Dalam politik luar negeri, Türkiye mengadopsi pendekatan yang jauh lebih berani dan fleksibel. Ia tidak memutus hubungan dengan Barat, tetapi juga tidak tunduk sebagaimana era sebelumnya. Türkiye menjalin kerja sama erat dengan Rusia dalam energi, membuka koridor dengan China dalam infrastruktur, sekaligus memperkuat solidaritas dengan negara-negara Muslim seperti Qatar, Pakistan, Azerbaijan, dan Somalia. Politik multi-arah ini menjadikan Türkiye jembatan strategis antara Timur dan Barat, sekaligus membuka kembali ruang-ruang historis yang dulu sempat dilepaskan sejak kejatuhan Ottoman.

Sementara itu, ekonominya sedang menjalani fase penataan yang sulit namun penting. Meski dihadapkan pada inflasi tinggi, Türkiye bergerak untuk menata ulang sistem finansial dan memperkuat produksi domestik. Posisi geografisnya yang luar biasa—mengontrol Bosporus dan jalur energi dari Rusia dan Kaukasus ke Eropa—menjadikannya negara yang tidak bisa diabaikan. Dalam banyak hal, keamanan energi Eropa berada di tangan Türkiye, dan itulah kekuatannya.

Peran Türkiye dalam perdamaian dunia juga makin terlihat. Ankara menjadi satu-satunya negara NATO yang tetap mampu berbicara baik dengan Ukraina maupun Rusia, sehingga bisa memediasi kesepakatan gandum Laut Hitam. Di Kaukasus, Türkiye menjadi penentu stabilitas; di Suriah, ia menjadi benteng bagi pengungsian massal; di Libya, ia mencegah negara itu jatuh ke dalam kekacauan berkepanjangan. Diplomasi kemanusiaannya bahkan menjadikan Türkiye salah satu negara donor terbesar di dunia dan negara penampung pengungsi terbesar di planet ini.

Di mata dunia Islam, Türkiye kini tampil sebagai suara paling lantang dalam isu Palestina dan keadilan global. Ketika banyak negara Muslim bungkam atau berhitung, Türkiye mengkritik agresi Israel secara terbuka, mengirim bantuan besar ke Gaza, dan menyerukan pertanggungjawaban hukum bagi kejahatan perang. Türkiye juga tampil sebagai pelindung komunitas Muslim di berbagai wilayah, sekaligus penyeimbang terhadap dominasi blok-blok Arab yang cenderung menyingkirkan aspirasi politik umat.

Semua ini menunjukan satu hal: Türkiye sedang mengembalikan dirinya ke panggung sejarahnya. Negara ini tidak lagi berjalan dengan punggung menghadap dunia Islam dan kawasan-kawasan yang dahulu menjadi pusat pengaruhnya. Türkiye kini menatapnya kembali dengan penuh kesadaran strategis—sebagai kekuatan regional yang tumbuh, negara penentu dalam geopolitik Eurasia, dan salah satu benteng paling penting dalam pembelaan terhadap dunia Islam.
×
Berita Terbaru Update