Notification

×

Iklan

Iklan

Zizi Kirana Artis Cantik Asal Malaysia Pamitan: Mohon Halalkan Segalanya

Senin | September 15, 2025 WIB | 0 Views
Zizi Kirana Artis Cantik Asal Malaysia Pamitan: Mohon Halalkan Segalanya

Fikroh.com - Tunis – Penyanyi Malaysia, Zizi Kirana atau nama lengkapnya Nur Fazelah Mad Tahil (40), menjadi sorotan publik setelah mengumumkan keberangkatannya dari Pelabuhan Sidi Bou Said, Tunisia, untuk melanjutkan pelayaran bersama Global Sumud Flotilla (GSF) dengan tujuan akhir Gaza, Palestina.

Dalam sebuah unggahan emosional di platform Threads, Zizi menulis pesan perpisahan singkat namun penuh makna:

“Assalamualaikum, saya sudah memulakan kembali pelayaran menuju Gaza. Di sini saya ingin memohon ampun dan maaf atas segala kesalahan dan kekurangan yang pernah saya lakukan selama hidup saya. Mohon halalkan segalanya. Doakan kami sampai ke Gaza. Bismillah, insyaAllah."

Doa dan Dukungan dari Publik


Unggahan Zizi segera dibanjiri doa dan dukungan dari para penggemar serta warganet di Malaysia maupun luar negeri. Banyak yang terharu atas keberaniannya meninggalkan kenyamanan hidup sebagai seorang artis untuk ikut serta dalam misi penuh risiko.

“Kuatkan semangat, Zizi. Kami akan tunggu awak pulang dengan selamat,” tulis seorang netizen.

“Ya Allah lindungilah saudara kami dan berilah ganjaran atas kekuatannya,” tambah yang lain.
“Kami rakyat Malaysia tahu awak mampu lakukannya, kamu heroin kami,” tulis seorang penggemar.

Bagi sebagian orang, langkah Zizi ini bukan hanya aksi kemanusiaan, tetapi juga simbol bahwa perjuangan membela rakyat Palestina adalah misi kemanusiaan universal yang melintasi batas agama, bangsa, maupun profesi.

Apa Itu Global Sumud Flotilla (GSF)?


GSF merupakan konvoi kapal kemanusiaan yang berangkat dari berbagai negara dengan tujuan menembus blokade laut Israel atas Gaza. Kata Sumud dalam bahasa Arab berarti keteguhan atau ketabahan, menggambarkan semangat rakyat Palestina yang tetap bertahan meskipun menghadapi penindasan berkepanjangan.

Dalam konvoi kali ini, peserta berasal dari 44 negara, termasuk Malaysia, Swedia, Portugal, dan Pakistan. Mereka membawa bantuan berupa makanan, obat-obatan, serta kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh warga Gaza.

Rute perjalanan GSF melibatkan persinggahan di sejumlah pelabuhan Eropa dan Afrika Utara. Armada ini dijadwalkan bergabung dengan kapal-kapal lain dari Italia dan Yunani di Laut Mediterania sebelum bersama-sama menuju pesisir Gaza.
 

Risiko Besar Menembus Blokade


Misi flotilla kemanusiaan ke Gaza bukanlah hal baru. Sejak 2008, sudah ada lebih dari 10 armada internasional yang mencoba menembus blokade Israel. Namun, banyak di antaranya berakhir dengan penahanan, perampasan kapal, hingga insiden berdarah.

Kasus paling terkenal terjadi pada Mei 2010, ketika kapal Mavi Marmara yang membawa ratusan aktivis internasional diserang oleh pasukan Israel di perairan internasional. Serangan itu menewaskan 10 aktivis Turki dan melukai puluhan lainnya. Peristiwa ini memicu kecaman internasional luas dan memperburuk citra Israel di dunia.

Risiko serupa kini juga membayangi GSF. Kapal-kapal yang berlayar berpotensi dihadang, ditembaki, atau disita oleh angkatan laut Israel. Bahkan, para aktivis bisa menghadapi ancaman penahanan dalam jangka waktu lama. Namun, semangat solidaritas global membuat ratusan aktivis tetap rela mengambil risiko demi menyuarakan kebebasan bagi rakyat Gaza.
 

Tokoh-Tokoh Terkenal dalam Misi GSF


Selain Zizi Kirana, GSF kali ini juga menarik perhatian dunia karena kehadiran tokoh-tokoh internasional, di antaranya:
 
  1. Greta Thunberg, aktivis iklim asal Swedia yang dikenal vokal memperjuangkan isu keadilan global.
  2. Adèle Haenel, aktris asal Perancis yang beberapa kali tampil dalam film-film peraih penghargaan dan kini aktif dalam gerakan sosial.

Kehadiran figur publik ini menambah gaung GSF di kancah internasional, karena misi kemanusiaan ke Gaza kini tidak hanya membawa aktivis politik atau organisasi kemanusiaan, tetapi juga sosok-sosok yang dikenal luas di dunia hiburan dan gerakan sosial global.
 

Gaza dalam Bayang Blokade


Sejak tahun 2007, Jalur Gaza berada di bawah blokade darat, laut, dan udara yang diberlakukan Israel. Blokade ini membuat sekitar 2,3 juta penduduk Gaza hidup dalam kondisi yang digambarkan oleh PBB sebagai “penjara terbuka terbesar di dunia.”

Akses terhadap makanan, obat-obatan, listrik, dan air bersih sangat terbatas. Setiap kali terjadi konflik bersenjata, situasi kemanusiaan kian memburuk dengan meningkatnya jumlah korban sipil dan kerusakan infrastruktur vital.

Organisasi internasional, termasuk PBB, berulang kali mendesak Israel untuk mengakhiri blokade karena dinilai melanggar hukum internasional. Namun hingga kini, blokade tetap diberlakukan dengan alasan keamanan.
 

Zizi Kirana: Dari Dunia Hiburan ke Misi Kemanusiaan


Keputusan Zizi Kirana untuk bergabung dalam misi ini dianggap mengejutkan banyak pihak. Sebagai seorang penyanyi dan figur publik di Malaysia, ia bisa saja memilih tetap berada dalam zona nyaman. Namun, pilihannya untuk turut serta dalam GSF memperlihatkan sisi kepedulian mendalam terhadap isu kemanusiaan global.

Dalam beberapa kesempatan, Zizi memang dikenal sebagai sosok artis yang memiliki kepedulian terhadap isu-isu sosial dan keagamaan. Pelayarannya bersama GSF bisa jadi akan menjadi salah satu bab penting dalam perjalanan hidup dan kariernya.
 

Harapan dan Doa


Masyarakat Malaysia, khususnya para penggemar Zizi, kini menaruh harapan besar agar ia dan seluruh anggota flotilla tiba dengan selamat di Gaza dan kembali ke tanah air tanpa cedera.

Keberangkatan Zizi juga menjadi momentum untuk menyadarkan publik bahwa penderitaan rakyat Palestina bukan hanya isu politik, melainkan persoalan kemanusiaan yang memerlukan dukungan nyata dari masyarakat dunia.
 

Penutup


Konvoi Global Sumud Flotilla bukan sekadar perjalanan membawa bantuan kemanusiaan, melainkan juga bentuk perlawanan damai terhadap blokade yang telah berlangsung hampir dua dekade. Kehadiran Zizi Kirana di antara aktivis internasional menegaskan bahwa solidaritas terhadap Palestina datang dari berbagai kalangan, termasuk dunia seni dan hiburan.

Meski penuh risiko, pelayaran ini menegaskan pesan bahwa kemanusiaan tidak boleh dibungkam oleh kekerasan dan blokade.
×
Berita Terbaru Update