Update Operasi SAR Bangunan Runtuh Ponpes Al-Khoziny, Sidoarjo
Selasa, 30 September 2025 – Pukul 20.00 WIB
Sidoarjo — Tim SAR gabungan terus berjibaku dalam proses evakuasi korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny di Kabupaten Sidoarjo. Hingga malam ini, tercatat sebanyak 102 korban telah berhasil dievakuasi, terdiri dari 99 selamat dan 3 meninggal dunia.
Namun, tantangan belum usai. Tim masih berupaya mengevakuasi 8 korban meninggal dunia yang telah teridentifikasi di lokasi, tertimpa kolom bangunan. Selain itu, terdapat 7 korban yang masih responsif, termasuk seorang santri bernama Haikal yang terjepit di bawah bordes dalam posisi tengkurap. Di dekatnya, seorang rekan ditemukan dalam posisi sujud dan telah dinyatakan meninggal. Enam korban lainnya memberikan respons suara dari balik kolom tengah, namun akses menuju mereka masih tertutup. Beberapa nama telah teridentifikasi: Putra, Wahyu, Rossi, dan Agus, sementara dua lainnya belum diketahui identitasnya.
Jumlah korban dalam pencarian diperkirakan mencapai ±72 orang, berdasarkan data internal pondok pesantren.
Kekuatan personel yang terlibat dalam operasi ini mencapai 1.379 orang dari 65 instansi dan organisasi, termasuk unsur Basarnas, BPBD, TNI, Polri, Dinas PU SDA, Tagana, serta relawan kemanusiaan. Operasi dilakukan secara bergantian setiap 4 jam untuk menjaga stamina dan keselamatan tim.
Kendala utama di lapangan meliputi:
Upaya yang tengah dilakukan meliputi:
Fokus utama saat ini adalah membuka akses menuju korban yang masih responsif, dengan tetap mengutamakan keselamatan personel di lapangan. Operasi berlangsung secara hati-hati dan sesuai protokol keselamatan. Perkembangan situasi akan terus dilaporkan secara berkala.
Sumber: ILM (Info Lantas Mojokerto)
Selasa, 30 September 2025 – Pukul 20.00 WIB
Sidoarjo — Tim SAR gabungan terus berjibaku dalam proses evakuasi korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny di Kabupaten Sidoarjo. Hingga malam ini, tercatat sebanyak 102 korban telah berhasil dievakuasi, terdiri dari 99 selamat dan 3 meninggal dunia.
Namun, tantangan belum usai. Tim masih berupaya mengevakuasi 8 korban meninggal dunia yang telah teridentifikasi di lokasi, tertimpa kolom bangunan. Selain itu, terdapat 7 korban yang masih responsif, termasuk seorang santri bernama Haikal yang terjepit di bawah bordes dalam posisi tengkurap. Di dekatnya, seorang rekan ditemukan dalam posisi sujud dan telah dinyatakan meninggal. Enam korban lainnya memberikan respons suara dari balik kolom tengah, namun akses menuju mereka masih tertutup. Beberapa nama telah teridentifikasi: Putra, Wahyu, Rossi, dan Agus, sementara dua lainnya belum diketahui identitasnya.
Jumlah korban dalam pencarian diperkirakan mencapai ±72 orang, berdasarkan data internal pondok pesantren.
Kekuatan personel yang terlibat dalam operasi ini mencapai 1.379 orang dari 65 instansi dan organisasi, termasuk unsur Basarnas, BPBD, TNI, Polri, Dinas PU SDA, Tagana, serta relawan kemanusiaan. Operasi dilakukan secara bergantian setiap 4 jam untuk menjaga stamina dan keselamatan tim.
Kendala utama di lapangan meliputi:
- Struktur bangunan yang tidak stabil dan berisiko runtuh susulan.
- Tipe runtuhan pancake menyisakan akses sempit (void).
- Hanya dua rescuer bertubuh kecil yang dapat masuk melalui celah.
- Identifikasi adanya hazard asbestos yang membahayakan kesehatan.
- Alat berat disiagakan sebagai opsi terakhir, hanya akan digunakan jika korban hidup berhasil dievakuasi.
Upaya yang tengah dilakukan meliputi:
- Penggalian dari dasar lantai untuk membuka akses.
- Penggunaan dongkrak manual untuk memperluas jalur evakuasi.
- Pemasangan penyangga tambahan dan pemantauan stabilitas struktur.
- Koordinasi teknis dengan Dinas PU SDA untuk penguatan struktur sementara.
Fokus utama saat ini adalah membuka akses menuju korban yang masih responsif, dengan tetap mengutamakan keselamatan personel di lapangan. Operasi berlangsung secara hati-hati dan sesuai protokol keselamatan. Perkembangan situasi akan terus dilaporkan secara berkala.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, telah terjadi musibah runtuhnya bangunan di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo. Insiden ini terjadi pada Selasa pagi, 30 September 2025, ketika aktivitas belajar para santri tengah berlangsung. Bagian bangunan musala yang digunakan untuk kegiatan ibadah dan pembelajaran tiba-tiba roboh, menyebabkan puluhan santri mengalami luka-luka dan beberapa orang dilaporkan meninggal dunia. Para korban yang mengalami cedera segera dievakuasi ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan medis intensif.
Pihak kepolisian bersama tim BPBD Sidoarjo langsung turun ke lokasi untuk melakukan evakuasi dan penyelidikan penyebab robohnya bangunan. Dugaan sementara mengarah pada faktor konstruksi dan kondisi bangunan yang sudah tidak layak, meski investigasi lebih lanjut masih terus berjalan. Peristiwa ini menimbulkan duka mendalam bagi keluarga besar pesantren maupun masyarakat sekitar. Pemerintah daerah juga menyampaikan rasa belasungkawa dan memastikan penanganan terhadap para korban berjalan dengan cepat dan tepat.
Sumber: ILM (Info Lantas Mojokerto)