Notification

×

Iklan

Iklan

Sumur al-Khatam: Jejak Cincin Nabi ﷺ yang Hilang di Madinah

Jumat | September 19, 2025 WIB | 0 Views
Sumur al-Khatam: Jejak Cincin Nabi ﷺ yang Hilang di Madinah

Fikroh.com - Madinah al-Munawwarah, kota penuh sejarah yang tak pernah habis untuk ditelusuri. Setiap sudutnya menyimpan kisah perjalanan Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabatnya. Salah satu tempat bersejarah yang mungkin jarang diketahui banyak orang adalah Sumur al-Khatam, yang juga dikenal sebagai Sumur Aris atau Sumur Nabi ﷺ.

Mengapa sumur ini begitu istimewa? Karena di sinilah terjadi beberapa peristiwa penting: Nabi ﷺ pernah duduk di tepiannya, para sahabat mulia mendapat kabar gembira surga, dan cincin Rasulullah ﷺ yang melegenda hilang untuk selamanya.

Sumur di Dekat Masjid Quba


Sumur al-Khatam terletak di dekat Masjid Quba, masjid pertama yang dibangun Rasulullah ﷺ ketika hijrah ke Madinah. Dahulu, jaraknya hanya sekitar 38 meter dari masjid, berada di dalam sebuah taman kecil yang dipenuhi pepohonan buah, termasuk anggur. Air sumurnya mengalir ke kolam yang menyuburkan kebun di sekitarnya.

Kini, sumur tersebut sudah tidak ada lagi dalam bentuk aslinya. Proyek perluasan Masjid Quba membuatnya ikut dihancurkan, tetapi lokasinya tetap ditandai agar generasi sekarang tahu bahwa di sanalah pernah terjadi kisah penting dalam sejarah Islam.

Tempat Kabar Gembira Surga


Riwayat dari Abu Musa al-Asy‘ari, yang dicatat oleh Imam al-Bukhari, menyebutkan bahwa Rasulullah ﷺ pernah duduk di tepi sumur ini. Beliau menyingkap kedua betisnya dan menggantungkannya ke dalam air sumur. Di momen itu, Rasulullah ﷺ memberikan kabar gembira masuk surga untuk Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan ra.

Bayangkan, sebuah sumur sederhana di sebuah kebun kecil menjadi saksi bagaimana Rasulullah ﷺ menyampaikan berita paling membahagiakan kepada sahabat-sahabat dekatnya. Tidak heran jika umat Islam mengenang Sumur Aris sebagai salah satu tempat yang penuh keberkahan.

Cincin Nabi ﷺ yang Hilang


Kisah paling terkenal dari sumur ini adalah tentang cincin Nabi ﷺ. Rasulullah ﷺ memiliki cincin dari perak yang digunakan sebagai stempel untuk surat-surat resmi beliau. Setelah wafat, cincin ini diwariskan dan dipakai secara bergantian oleh Abu Bakar, Umar, dan kemudian Utsman bin Affan ra.

Pada tahun keenam kepemimpinannya, Utsman ra duduk di tepi sumur sambil memainkan cincin di jarinya. Tak disangka, cincin itu terlepas dan jatuh ke dalam sumur. Utsman sangat terpukul. Ia bahkan memerintahkan agar sumur dikuras selama tiga hari penuh, namun cincin itu tak pernah ditemukan.

Sebagian ulama menafsirkan hilangnya cincin ini sebagai tanda akan datangnya masa penuh fitnah yang memang terjadi di era Utsman, hingga beliau akhirnya wafat syahid. Kisah ini membuat Sumur al-Khatam semakin dikenal sebagai simbol sejarah yang penuh makna.

Catatan Para Sejarawan


Sejarawan klasik seperti Al-Fairuz Abadi menuliskan bahwa Sumur al-Khatam dulunya berada di bawah salah satu benteng tua di Madinah yang sudah hancur. Di atas reruntuhan itu dibangun rumah penjaga taman yang sekaligus mengurus Masjid Quba.

Sumur ini juga sempat memiliki tangga untuk turun ke dalamnya. Orang-orang di masa lalu biasa menggunakannya untuk berwudhu atau sekadar minum airnya. Bahkan, tangga itu diperbarui pada abad ke-8 Hijriyah, tepatnya tahun 714 H.

Jejak yang Hilang, Makna yang Abadi


Kini, jika Anda berkunjung ke Masjid Quba, Anda tidak akan menemukan sumur dengan kubah atau taman seperti dulu. Namun, kisah Sumur al-Khatam tetap hidup dalam catatan sejarah Islam. Ia mengingatkan kita pada:

  • Kebersamaan Nabi ﷺ dengan para sahabat.
  • Kabar gembira surga yang disampaikan di tempat sederhana.
  • Hilangnya cincin Nabi ﷺ sebagai simbol bahwa dunia hanyalah sementara.


Sumur ini boleh saja tidak terlihat lagi, tapi maknanya tetap abadi bagi umat Islam. Ia bukan hanya sumur air, tetapi sumur sejarah yang menyimpan pelajaran tentang iman, kesetiaan, dan ujian kehidupan.

Jika suatu hari Anda berkesempatan mengunjungi Madinah, sempatkanlah singgah ke Masjid Quba. Di balik kemegahan masjid itu, ada sebuah titik kecil di mana Sumur al-Khatam pernah berdiri, meninggalkan jejak yang akan selalu dikenang sepanjang zaman.
×
Berita Terbaru Update