Fikroh.com - Jakarta – Dunia perfilman Hollywood kembali diguncang aksi nyata dari para sineas terhadap konflik Palestina-Israel. Dua aktor papan atas, Joaquin Phoenix dan Andrew Garfield, telah menandatangani seruan boikot terhadap institusi film Israel. Mereka menyusul lebih dari 3.900 tokoh industri film dan televisi lainnya yang mendukung gerakan ini, menurut laporan dari Detik Pop.
Latar Belakang Gerakan
Gerakan ini diprakarsai oleh organisasi Film Workers for Palestine, yang merilis seruan boikot pada hari Senin (8 September 2025). Awalnya, daftar penandatangan jumlahnya sekitar 1.200 orang. Nama-nama besar seperti Yorgos Lanthimos, Ava DuVernay, Adam McKay, Joshua Oppenheimer, dan Mike Leigh sudah ikut bergabung sejak awal.
Seiring waktu, daftar tersebut diperpanjang dengan menyertakan nama-nama lain, termasuk Emma Stone, Olivia Colman, Lily Gladstone, Mark Ruffalo, Riz Ahmed, Tilda Swinton, Javier Bardem, dan Josh O’Connor. Phoenix dan Garfield menjadi bagian dari gelombang tambahan dalam daftar ini, bersama nama-nama seperti Nicola Coughlan, Rooney Mara, Elliot Page, Emma D’Arcy, dan Guy Pearce.
Isi Seruan Boikot
Dalam pernyataan resmi, Film Workers for Palestine menyebut bahwa boikot ini ditujukan terhadap lembaga-lembaga film Israel yang dianggap terlibat dalam genosida dan sistem apartheid terhadap warga Palestina. Institusi yang dimaksud tidak hanya rumah produksi, tetapi juga festival film dan bioskop atau lembaga yang bekerja sama dengan pemerintah Israel dalam konteks tersebut.
Seruan tersebut menekankan bahwa ini bukanlah ajakan untuk memboikot individu berdasarkan kewarganegaannya, tetapi untuk menolak kolaborasi dengan institusi yang dianggap mendukung pelanggaran HAM.
Respon Paramount
Merespons inisiatif ini, Paramount Pictures, salah satu studio besar Hollywood, menyatakan keberatannya terhadap boikot tersebut. Dalam pernyataan publik, Paramount menyebut bahwa “membungkam seniman kreatif” berdasarkan kewarganegaraan tidak akan memajukan perdamaian dan bahwa industri hiburan seharusnya mendorong keterlibatan dan dialog, bukan pemisahan berdasarkan identitas nasional.
Paramount secara khusus mengatakan bahwa kreativitas dan penceritaan memiliki peran penting untuk menginspirasi dan menghubungkan orang-orang, dan bahwa dunia perfilman harus jadi ruang untuk berbagi ide dan mendengarkan, bukan memblokir.
Dampak & Kontroversi
Skala Dukungan: Jumlah tanda tangan yang melampaui 3.900 menunjukkan bahwa gerakan ini telah mendapatkan perhatian luas dari komunitas kreatif global, termasuk para peraih penghargaan bergengsi seperti Oscar, BAFTA, dan Emmy.
Persepsi Publik: Banyak pihak melihat gerakan boikot ini sebagai ekspresi solidaritas terhadap penderitaan rakyat Palestina. Namun ada juga yang mengkritik bahwa boikot berdasarkan identitas institusi bisa mengarah ke diskriminasi atau membatasi kebebasan berekspresi.
Efek Praktis: Festival film internasional seperti Jerusalem Film Festival, Haifa International Film Festival, Docaviv, dan TLVfest disebut sebagai salah satu lembaga yang masuk dalam daftar boikot.
Inspirasi dan Konteks Sejarah: Gerakan ini disebut terinspirasi oleh gerakan boikot yang dilakukan terhadap Afrika Selatan selama era apartheid.
Reaksi Tokoh dan Dukungan Individu
Joaquin Phoenix dan Rooney Mara sebelumnya sudah menunjukkan komitmen politik mereka dengan terlibat sebagai produser eksekutif film tentang Gaza, The Voice of Hind Rajab, yang mendapat penghargaan di Venice Film Festival. Mereka juga tampil di festival tersebut sambil memakai pin dukungan Palestina.
Selain mereka, sejumlah aktor dan sutradara kenamaan lainnya menandatangani petisi sebagai bagian dari 3.900 tokoh yang mendukung boikot.
Refleksi dan Pertanyaan ke Depan
Gerakan boikot ini membuka beberapa pertanyaan penting:
Apakah boikot terhadap institusi film Israel akan efektif dalam mendorong perubahan kebijakan, atau justru menimbulkan polarisasi lebih lanjut dalam industri film dan komunitas internasional?
Bagaimana batas antara solidaritas dan kebebasan berekspresi? Apakah boikot bisa dianggap bentuk sensor jika individu atau institusi tidak bersalah secara langsung?
Sejauh mana industri film global siap menghadapi konsekuensi diplomatik, finansial, atau reputasional akibat terlibat atau tidak dalam boikot ini?
Kesimpulan
Seruan boikot yang kini didukung lebih dari 3.900 tokoh industri film dan televisi, termasuk Joaquin Phoenix dan Andrew Garfield, mencerminkan eskalasi sikap internasional melalui seni terhadap konflik yang terus berlangsung di Palestina dan Israel.
Langkah ini bukan hanya soal film, tetapi soal nilai-nilai kemanusiaan, pertanggungjawaban institusi, dan solidaritas global. Sementara beberapa pihak menilai ini sebagai aksi moral dan penting, yang lain memperingatkan agar boikot tidak menjadi pemisah permanen tanpa dialog dan pemahaman yang mendalam.
Berita terus berkembang, termasuk bagaimana institusi besar seperti Paramount merespons dan bagaimana dampaknya terhadap festival film internasional serta hubungan kerja antar sineas dari berbagai negara.
