Fikroh.com - Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab, karena hanya bahasa inilah yang paling sempurna untuk menyampaikan pesan Allah Swt. kepada hamba-Nya. Setiap kata di dalamnya memiliki makna yang khas, yang tidak mungkin sepenuhnya digantikan dengan bahasa lain. Tanpa memahami bahasa Arab, seseorang hanya akan menangkap sedikit dari kandungan Al-Qur’an.
Syukur alhamdulillah, kesadaran umat semakin tumbuh. Banyak orang tua kini bersemangat menyekolahkan anak-anak mereka agar menjadi hafiz dan hafizah. Anak-anak pun menyambut dengan gembira cita-cita mulia tersebut. Fenomena ini tentu patut disyukuri, karena menunjukkan kecintaan umat terhadap agamanya yang semakin kuat.
Namun, ada satu hal yang kerap terabaikan: Al-Qur’an bukan sekadar bacaan untuk dihafal, tetapi juga petunjuk hidup. Maka, memahami bahasa Arab sama pentingnya dengan menghafal ayat-ayatnya. Rasulullah saw. bersabda:
“Sesungguhnya Al-Qur’an ini adalah jamuan Allah. Maka terimalah jamuan-Nya sesuai kemampuanmu.” (HR. Hakim)
Karena itu, para ulama menetapkan bahwa mempelajari bahasa Arab merupakan kewajiban bagi umat Islam.
Kewajiban Mempelajari Bahasa Arab
Syekh al-Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menegaskan:
"Bahasa Arab adalah bagian dari agama. Mempelajarinya hukumnya wajib, karena memahami Al-Kitab dan Sunnah juga wajib. Kewajiban yang tidak bisa ditunaikan kecuali dengan sesuatu, maka sesuatu itu menjadi wajib pula. Di antara bahasa Arab ada yang fardu ‘ain dan ada yang fardu kifayah."
- Fardu ‘ain: setiap muslim wajib memahami bagian tertentu dari bahasa Arab yang diperlukan untuk melaksanakan ibadah dengan benar, agar tidak keliru.
- Fardu kifayah: kewajiban kolektif bagi kaum muslimin, terutama penuntut ilmu, dai, pengajar, dan ulama.
Para ulama juga sepakat, seorang mujtahid atau mufti tidak mungkin berijtihad tanpa penguasaan bahasa Arab, termasuk cabang-cabangnya seperti nahwu, sharaf, dan balaghah.
Huruf-Huruf yang Memikat Hati Anak
Bagi anak-anak, huruf hijaiah Arab memiliki daya tarik tersendiri. Bentuknya bulat, unik, dan sebagian mirip satu sama lain. Allah Swt. pun telah memudahkan Al-Qur’an untuk dipelajari, sebagaimana firman-Nya:
“Dan sungguh telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?” (QS. Al-Qamar: 17)
Ayat ini bahkan diulang empat kali dalam satu surah. Namun, kenyataannya tidak semua anak mudah menyukai belajar membaca huruf Arab. Sering kali mereka bingung dengan titik-titik huruf, salah melafalkan, hingga putus asa ketika dimarahi guru.
Di sinilah peran orang tua sangat penting: memilih metode pembelajaran yang ramah, menyenangkan, dan sesuai karakter anak. Satu metode belum tentu cocok untuk semua, karena tiap anak memiliki keunikan tersendiri.
Membiasakan Anak Dekat dengan Bahasa Arab
Umumnya, anak tumbuh meniru kebiasaan orang tuanya. Bila sejak kecil ia terbiasa melihat ayah-ibunya membaca kitab berbahasa Arab, besar kemungkinan ia pun akan menyukainya. Sebaliknya, bila orang tuanya lebih sering membaca buku asing, anak cenderung mengikuti.
Contoh sederhana, anak balita yang terbiasa melihat ibunya membuka kitab bisa tertarik mencoreti sampul atau halamannya. Bila orang tua memahaminya sebagai tanda ketertarikan, ia bisa mengarahkan dengan cara yang tepat, misalnya memberi kitab khusus anak sebagai pengganti.
Beberapa cara lain yang dapat dilakukan antara lain:
- Membacakan kitab berbahasa Arab dengan suara jelas di depan anak.
- Mengajak anak sesekali ikut dalam aktivitas belajar.
- Memanfaatkan media audio-visual seperti video animasi berbahasa Arab.
- Menggunakan buku edukatif (edubook) yang kini tersedia dengan beragam harga dan metode.
Dengan berbagai pendekatan ini, orang tua bisa menanamkan kecintaan anak pada bahasa Al-Qur’an, bahasa surga, yakni bahasa Arab.
Semoga langkah-langkah kecil ini menjadi jalan untuk menumbuhkan generasi yang bukan hanya hafal Al-Qur’an, tetapi juga memahami dan mencintainya secara mendalam.
Posting Komentar