Fikroh.com - Jakarta, 22 Agustus 2025 – Sebuah survei terbaru yang dilakukan oleh Indonesian Social Survey (ISS) pada 11-20 Juli 2025 mengungkapkan bahwa 78% warga Indonesia menyatakan puas dengan kinerja pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Survei yang melibatkan 2.200 responden dari seluruh wilayah Indonesia ini menggunakan metode multiple stage random sampling dengan tingkat kepercayaan 95% dan margin of error sebesar 2,5%. Angka ini menempatkan pemerintahan Prabowo sebagai salah satu yang mendapatkan approval rating cukup tinggi dalam kurun waktu singkat sejak pelantikannya.
Menurut Direktur Eksekutif ISS, Whinda Yustisia, tingkat kepuasan ini tidak hanya didorong oleh realisasi program-program pemerintah, tetapi juga oleh faktor non-ekonomi yang signifikan. “Rasa aman, legitimasi politik, dan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Presiden yang mencapai 90,9% menjadi pendorong utama,” ujar Whinda dalam rilis resmi ISS. Selain itu, kualitas layanan dasar seperti pendidikan turut berkontribusi pada persepsi positif ini.
Salah satu program unggulan yang menjadi sorotan adalah Makan Bergizi Gratis (MBG), yang mendapat respons positif dari masyarakat. Berdasarkan survei, 67% responden secara spontan mengingat program ini, 89% mengetahuinya, dan 82% menilainya bermanfaat. Program ini, yang merupakan janji kampanye utama Prabowo, tampaknya berhasil mencuri perhatian publik dan memperkuat citra pemerintahan yang peduli terhadap kesejahteraan rakyat.
Angka Tinggi, Tapi Kontroversial
Meski angka kepuasan ini mengesankan, tidak semua pihak menerima hasil survei ini secara bulat. Beberapa pengamat, seperti yang diungkapkan dalam editorial Onews, mempertanyakan apakah tingkat kepuasan ini merupakan bagian dari narrasi pencitraan politik. Kritik ini merujuk pada pernyataan Prabowo sendiri pada 2018, yang menyebut bahwa “survei tergantung siapa yang bayar.” Skeptisisme ini diperkuat oleh fakta bahwa hasil survei dari lembaga lain menunjukkan variasi. Misalnya, Litbang Kompas mencatat tingkat kepuasan 80,9%, sementara Indikator Politik Indonesia menyebutkan 79,3% pada 100 hari pertama pemerintahan Prabowo. Namun, angka ini tidak seragam di semua wilayah. Di Jakarta, misalnya, Lembaga Survei Indonesia (LSI) mencatat tingkat kepuasan hanya 53,1%, menunjukkan adanya disparitas regional.
Metodologi dan Konteks Penting
Para ahli menekankan pentingnya memahami metodologi survei untuk menilai validitas hasil. Survei ISS menggunakan pendekatan acak bertingkat, yang dianggap cukup representatif. Namun, seperti diungkapkan oleh Dr. Andi Yusran, pakar metodologi survei dari Universitas Indonesia, “Angka kepuasan yang tinggi sering kali dipengaruhi oleh euforia awal pemerintahan baru, terutama jika didukung oleh kampanye media yang kuat.” Ia juga menambahkan bahwa faktor seperti akses informasi dan kondisi sosial-ekonomi responden dapat memengaruhi persepsi.
Selain itu, konteks politik juga perlu diperhatikan. Pemerintahan Prabowo, yang baru berjalan beberapa bulan, masih berada dalam fase “bulan madu” dengan publik. Program-program seperti MBG, meskipun mendapat sambutan positif, masih dalam tahap implementasi awal, sehingga dampak jangka panjangnya belum sepenuhnya terukur. Sementara itu, tantangan seperti stabilitas ekonomi dan ketimpangan regional tetap menjadi ujian bagi pemerintahan ini.
Pandangan ke Depan
Tingkat kepuasan 78% ini bisa menjadi modal politik yang kuat bagi Prabowo untuk mempertahankan dukungan publik. Namun, untuk mempertahankan angka ini, pemerintah perlu memastikan bahwa janji-janji kampanye, seperti peningkatan kesejahteraan dan pelayanan publik, benar-benar terwujud. Di sisi lain, masyarakat dan media perlu tetap kritis terhadap hasil survei, memastikan bahwa angka-angka ini mencerminkan realitas, bukan sekadar alat propaganda.
Posting Komentar