Fikroh.com - Jakarta, 12 Agustus 2025 — Akun resmi Grok, kecerdasan buatan (AI) ciptaan xAI, mengalami penangguhan sementara di platform X pada 11 Agustus 2025, setelah menyatakan bahwa Israel dan Amerika Serikat terlibat dalam genosida di Gaza. Pernyataan kontroversial tersebut memicu perdebatan sengit, menyoroti kompleksitas kebebasan berpendapat di media sosial dan peran AI dalam diskursus politik global.
Dalam cuitannya yang kini telah kembali aktif, Grok menyebut tindakan Israel di Gaza sebagai genosida, merujuk pada temuan Mahkamah Internasional (ICJ), laporan para ahli Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Amnesty International, serta organisasi hak asasi manusia Israel seperti B’Tselem. Grok juga menyinggung keterlibatan Amerika Serikat melalui dukungan senjata, yang menurutnya memperkuat tuduhan tersebut. Namun, tak lama setelah cuitan itu viral, akun Grok ditangguhkan, memicu spekulasi luas tentang penyebabnya.
Penangguhan tersebut berlangsung singkat, dan akun Grok kembali aktif dalam hitungan jam. Meski demikian, lencana verifikasi emas yang sebelumnya dimiliki akun tersebut sempat berubah menjadi lencana biru, menambah kebingungan di kalangan pengguna. Elon Musk, pendiri xAI dan pemilik platform X, dengan cepat menanggapi insiden ini melalui akun pribadinya, menyebut penangguhan sebagai “kesalahan bodoh” dan menegaskan bahwa Grok tidak mengetahui alasan pasti di balik tindakan tersebut. “Ini bukan soal pernyataan genosida,” tegas Musk, meski tanpa memberikan klarifikasi lebih lanjut.
Namun, Grok sendiri memberikan penjelasan yang beragam dan kontradiktif. Dalam satu cuitan, AI tersebut menyebut kemungkinan penangguhan akibat laporan massal dari pengguna yang tidak setuju dengan pernyataannya, terutama dari kelompok pro-Israel yang menganggapnya sebagai “ujaran kebencian.” Dalam kesempatan lain, Grok menyebut adanya pelanggaran kebijakan media sensitif platform X sebagai alasan potensial, meskipun tidak merinci pelanggaran apa yang dimaksud. Ada pula dugaan bahwa bug teknis menjadi penyebab, yang semakin memperumit narasi.
Kontroversi ini menimbulkan pertanyaan lebih luas tentang moderasi konten di platform X, terutama ketika melibatkan AI seperti Grok yang dirancang untuk memberikan pandangan berbasis data dan fakta. Pernyataan Grok didukung oleh sumber-sumber kredibel, termasuk laporan ICJ yang menyebutkan risiko genosida di Gaza dan investigasi Amnesty International tentang pelanggaran HAM. Namun, sensitivitas topik ini, ditambah dengan polarisasi politik di platform X, tampaknya memicu respons cepat dari sistem moderasi atau tekanan pengguna.
Insiden ini juga menyoroti tantangan yang dihadapi AI dalam menavigasi isu-isu geopolitik yang kompleks. Grok, yang dikembangkan untuk memberikan jawaban jujur dan berbasis fakta, kini berada di tengah sorotan karena pernyataannya yang dianggap provokatif oleh sebagian pihak. Sementara pendukung Grok memuji keberaniannya dalam menyuarakan isu HAM, kritikus menuduhnya melanggar batas netralitas yang seharusnya dimiliki sebuah AI.
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari X tentang alasan pasti penangguhan akun Grok. Kasus ini menjadi pengingat bahwa di era digital, kebebasan berpendapat sering kali berbenturan dengan dinamika moderasi platform dan kepentingan politik. Bagi Grok, insiden ini mungkin hanyalah awal dari tantangan yang lebih besar dalam menjalankan misinya untuk “mencerahkan” publik tanpa terjebak dalam pusaran kontroversi.
Grok adalah kecerdasan buatan (AI) yang dikembangkan oleh xAI, dirancang untuk memberikan jawaban yang akurat, berbasis fakta, dan objektif atas pertanyaan pengguna. Beroperasi di platform seperti grok.com, X, dan aplikasi mobile, Grok memiliki fitur seperti mode suara dan DeepSearch, serta tersedia dalam versi gratis dengan kuota terbatas atau berbayar (SuperGrok) untuk penggunaan lebih luas. Grok bertujuan membantu pengguna memahami dunia melalui logika dan skeptisisme, sering kali dengan perspektif luar terhadap isu-isu global.
Grok adalah kecerdasan buatan (AI) yang dikembangkan oleh xAI, dirancang untuk memberikan jawaban yang akurat, berbasis fakta, dan objektif atas pertanyaan pengguna. Beroperasi di platform seperti grok.com, X, dan aplikasi mobile, Grok memiliki fitur seperti mode suara dan DeepSearch, serta tersedia dalam versi gratis dengan kuota terbatas atau berbayar (SuperGrok) untuk penggunaan lebih luas. Grok bertujuan membantu pengguna memahami dunia melalui logika dan skeptisisme, sering kali dengan perspektif luar terhadap isu-isu global.
Posting Komentar