Rusia dan Afghanistan, dari Konfrontasi Menjadi Kolaborasi


Oleh: Hamzah Ilyas 

Dalam sebuah langkah yang luar biasa, Mahkamah Agung Rusia mengeluarkan keputusan untuk menghapus Emirat Islam Afghanistan dari daftar kelompok terlarang, menekankan pentingnya keterlibatan dan komunikasi dengan pemerintah para mullah yang pernah mengusir mereka. Pergeseran ini menunjukkan posisi rasional yang mencerminkan kesadaran Rusia terhadap realitas baru dan didasarkan pada rasa saling menghormati dan kepentingan bersama.
 
Meskipun Rusia tidak berbatasan langsung dengan Afghanistan, situasi geopolitik yang saling terkait di kawasan tersebut berarti bahwa setiap perubahan di Afghanistan akan berdampak langsung pada Moskow. Afghanistan yang stabil tidak hanya melayani kepentingan kawasan, tetapi juga melayani kepentingan keamanan nasional Rusia. Ini menjelaskan mengapa Moskow telah memberi Afghanistan tempat khusus dalam kebijakan luar negerinya dan telah memberikan perhatian besar padanya.
 
Sebelum peristiwa 11 September 2001, Rusia tidak memiliki hubungan dengan Imarah Islam, dan bahkan menentangnya. Negeri Beruang merah kemudian berpartisipasi aktif bersama koalisi internasional yang meluncurkan kampanye militer melawan Taliban. Presiden Vladimir Putin merupakan salah satu pihak pertama yang mendukung langkah ini, namun kegagalan aliansi tersebut mengubah sudut pandang Rusia dan memaksa Moskow untuk mengevaluasi kembali posisinya. Akhirnya berusaha menjalin keterbukaan baru dengan Imarah Islam dan penerapan pendekatan politik yang berbeda.
 
Visi politik Rusia terhadap Emirat Islam
Sebelumnya, Moskow memandang Afghanistan sebagai negara yang terfragmentasi secara etnis dan terperosok dalam perang saudara yang berkelanjutan, yang mendorongnya untuk bergantung pada kelompok utara untuk mencegah penyelundupan narkoba dan mengusir serangan teroris di negara-negara tetangga. Namun, kegagalan koalisi internasional dan meningkatnya risiko telah mengubah perhitungan ini.
 
Saat ini, Rusia percaya bahwa pembentukan pemerintahan pusat yang kuat dan bersatu di Afghanistan adalah cara terbaik untuk menstabilkan negara dan membebaskannya dari momok narkoba dan perang, yang melayani kepentingannya sendiri dan kepentingan kawasan. Keyakinan ini telah mendorong Moskow untuk melepaskan diri dari koalisi internasional, membuka saluran langsung dengan Imarah Islam, dan bahkan mengubah pendekatan politiknya secara mendasar.

Rusia kini menyadari bahwa Emirat Islam adalah kekuatan paling kuat dan berpengaruh di Afghanistan, dan Rusia menanggapi tantangan keamanan di kawasan itu dengan serius, terutama mengingat meningkatnya ancaman IS yang menjadi perhatian bersama.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama