Fikroh.com - Tallinn, Estonia – Aksi solidaritas terhadap Palestina kembali menggema di panggung olahraga internasional. Dalam Kejuaraan Anggar Eropa U-23 yang digelar pada Sabtu, 26 April 2025, di Tallinn, Estonia, tim anggar putra Swiss melakukan protes diam-diam dengan membelakangi tim Israel saat upacara penyerahan medali berlangsung.
Tim Israel meraih medali emas dalam kompetisi tersebut, sementara Swiss membawa pulang perak dan Italia mendapatkan perunggu. Namun, momen podium berubah menjadi ajang simbolik ketika lagu kebangsaan Israel diputar. Seluruh anggota tim Swiss serempak memutar badan mereka, membelakangi arah podium utama, sebagai bentuk penolakan terhadap tindakan Israel di Jalur Gaza.
Aksi ini sontak menuai reaksi beragam. Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Sa’ar, mengecam tindakan tersebut dan menyebutnya sebagai “tindakan tidak sopan.” Kendati demikian, sejumlah pihak menilai tindakan tim Swiss sebagai sikap moral yang menentang kampanye militer Israel yang telah menewaskan lebih dari 61.000 warga Palestina—mayoritas wanita dan anak-anak—sejak Oktober 2023.
“Atlet Swiss, dengan keberanian mereka berpaling saat lagu kebangsaan Israel dikumandangkan, pantas mendapatkan penghormatan karena berdiri dalam solidaritas sunyi bersama anak-anak tak berdosa yang menjadi korban,” tulis seorang pengguna di platform X (dulu Twitter).
Ini bukan kali pertama dunia olahraga menjadi panggung penolakan terhadap tindakan Israel. Pada Mei 2023, tim anggar nasional Irak mundur dari Kejuaraan Anggar Dunia di Istanbul usai diundi untuk berhadapan dengan tim Israel. Federasi Anggar Irak menyatakan keputusan itu diambil berdasarkan hukum nasional yang melarang normalisasi hubungan dengan Israel, serta sebagai bentuk dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina.
Gelombang solidaritas juga tampak di luar arena anggar. Suporter sepak bola di berbagai negara, terutama di Eropa dan Amerika Latin, rutin mengibarkan bendera Palestina saat pertandingan berlangsung. Seruan untuk mengisolasi Israel dari kompetisi olahraga internasional pun semakin menguat, mengacu pada preseden sanksi terhadap Rusia pasca invasinya ke Ukraina.
Kelompok-kelompok advokasi menilai, olahraga tak bisa berdiri netral di tengah konflik yang mengandung unsur genosida dan pelanggaran hak asasi manusia. Desakan agar Israel ditangguhkan dari organisasi seperti FIFA dan Komite Olimpiade Internasional terus bergema, seiring meningkatnya tekanan global terhadap kebijakan militer dan blokade kemanusiaan Israel di Gaza.