Notification

×

Iklan

Iklan

Bolehkah Daging Mentah Dimakan?

Selasa | Oktober 01, 2024 WIB | 0 Views
Bolehkah Daging Mentah Dimakan?


Pertanyaan: ๐˜ˆ๐˜ง๐˜ธ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ช๐˜บ๐˜ข๐˜ช ๐˜ช๐˜ป๐˜ช๐˜ฏ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข, ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜ฉ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ฎ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜จ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ข๐˜ฉ ? ๐˜‰๐˜ข๐˜ช๐˜ฌ ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜จ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ข๐˜บ๐˜ข๐˜ฎ, ๐˜ด๐˜ข๐˜ฑ๐˜ช, ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ถ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜จ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ. ๐˜š๐˜บ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ณ๐˜ฐ๐˜ฏ.

๐—๐—ฎ๐˜„๐—ฎ๐—ฏ๐—ฎ๐—ป

Oleh: Ahmad Syahrin Thoriq 

Tentang hukum memakan daging hewan yang tidak dimasak alias masih mentah, para ulama berbeda pendapat. Mayoritas ulama membolehkan, sedangkan sebagian ulama yang lain memakruhkan.

๐Ÿญ. ๐—ฌ๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—บ๐—ฒ๐—บ๐—ฎ๐—ธ๐—ฟ๐˜‚๐—ต๐—ธ๐—ฎ๐—ป

Sebagian ulama menegaskan kemakruhan memakan daging yang tidak dimasak. Dengan alasan pertama bisa menyebabkan bau mulut yang menyengat dan yang kedua potensi bahaya penyakit yang ditimbulkannya, yang mana itu sebenarnya bisa dihindari dengan cara memasak daging tersebut. 

Bahkan sebagiannya menegaskan akan keharamannya jika telah nyata bahaya penyakit yang bisa ditimbulkan dari memakan daging mentah tersebut.[1]

Berkata al imam Ibnu Muflih al Hanbali rahimahullah :

ูŠูƒุฑู‡ ุฃู† ูŠุฃูƒู„ ู„ุญู…ุงً ู†ูŠุฆุงً ุฃูˆ ุบูŠุฑ ู†ุถูŠุฌ

“Dimakruhkan untuk memakan daging mentah atau yang tidak matang.”[2]

Syekh Syafarini rahimahullah berkata :

ู‡ู„ ูŠูƒุฑู‡ ุฃูƒู„ ุงู„ู„ุญู… ู†ูŠุฆุง، ุฃูˆ ู„ุง؟ ‌ุฌุฒู… ‌ููŠ ‌ุงู„ุฅู‚ู†ุงุน ‌ุจุงู„ูƒุฑุงู‡ูŠุฉ ‌ูˆุนุจุงุฑุชู‡

“Apakah dimakruhkan memakan daging mentah atau tidak? Dalam kitab Al-Iqna', dipastikan bahwa itu dimakruhkan.”[3]

๐Ÿฎ. ๐—ฌ๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—บ๐—ฒ๐—บ๐—ฏ๐—ผ๐—น๐—ฒ๐—ต๐—ธ๐—ฎ๐—ป

Sedangkan mayoritas ulama membolehkan memakan daging yang tidak dimasak, karena segala hal yang tidak diharamkan oleh syariat maka ia halal dan boleh dikonsumsi, ini adalah kaidah umumnya. 

Terkecuali jika memakan daging mentah itu bisa membahayakan orang yang memakannya seperti terbukti bisa mendatangkan penyakit, atau oleh dokter ia dilarang memakan daging mentah karena penyakit tertentu, maka ini bisa keluar dari hukum asalnya menjadi makruh bahkan haram. Namun selama tidak terjadi hal tersebut, ia kembali kepada hukum kebolehannya.

Berkata al imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah :

ู„ุง ุจุฃุณ ุจุฃูƒู„ ุงู„ู„ุญู… ุงู„ู†ูŠุฆ

“Tidak apa-apa memakan daging mentah.”[4]

Sedangkan dalam riwayat lain beliau menjawab :

ุฅู† ู„ู… ูŠูƒู† ูŠุถุฑ ููŠุฌูˆุฒ ุฃูƒู„ู‡، ูˆุฅู† ูƒุงู† ูŠุถุฑ ูู„ุง ูŠุฌูˆุฒ ุฃูƒู„ู‡

"Jika tidak membahayakan, maka boleh dimakan. Namun jika membahayakan, maka tidak boleh dimakan."[5]

Al imam Nawawi rahimahullah ditanya :

ู…ุณุฃู„ุฉ: ‌ู‡ู„ ‌ูŠุฌูˆุฒ ‌ุฃูƒู„ ‌ุงู„ู„ุญู… ‌ู†ูŠุฆًุง؟.ุงู„ุฌูˆุงุจ: ู†ุนู…

“Apakah dibolehkan memakan daging mentah ?’ Beliau menjawab : Iya, boleh.”[6]

Disebutkan dalam kitab yang disusun oleh lembaga fatwa Kuwait keterangan sebagai berikut :

ูุฅู† ‌ุฃูƒู„ ุงู„ูƒุจุฏ ู†ูŠุฆุฉ ุฃูˆ ู…ุทุจูˆุฎุฉ ู„ุง ุดูŠุก ููŠู‡، ูˆูƒุฐู„ูƒ ุงู„ุทุญุงู„، ูˆุฅู† ูƒุงู†ุช ุงู„ูƒุจุฏ ุฏู…ุง ุฅู„ุง ุฃู†ู‡ุง ู…ุจุงุญุฉ. ุฃู…ุง ุงู„ุฏู… ุงู„ุฐูŠ ููŠ ุฏุงุฎู„ ุงู„ู„ุญู… ุญุชู‰ ูˆู„ูˆ ูˆุถุน ุงู„ู„ุญู… ููŠ ู‚ุฏุฑ ูˆุฎุฑุฌ ู…ู†ู‡، ูู‡ุฐุง ู„ุง ุดูŠุก ููŠู‡، ูˆุฑูุน ุงู„ู„ู‡ ุนู†ุง ุจู‡ุฐู‡ ุงู„ุดุฑูŠุนุฉ ุงู„ุณู…ุญุฉ ุงู„ุขุตุงุฑ ูˆุงู„ุฃุบู„ุงู„ ูˆุงู„ุญุฑุฌ، ูู„ุง ุญุฑุฌ ููŠ ู…ุซู„ ู‡ุฐู‡ ุงู„ุฃู…ูˆุฑ

“Oleh karena itu, memakan hati, baik mentah maupun matang, tidak ada masalah, begitu juga limpa, meskipun hati dianggap darah, tetapi ia diperbolehkan. Adapun darah yang ada di dalam daging, meskipun daging tersebut diletakkan dalam panci dan darahnya keluar, maka tidak ada masalah dalam hal itu. Allah telah mengangkat beban dan kesulitan dari kita dengan syariat yang lapang ini, sehingga tidak ada kesulitan dalam hal-hal semacam ini.”[7]

๐—ž๐—ฒ๐˜€๐—ถ๐—บ๐—ฝ๐˜‚๐—น๐—ฎ๐—ป

Memakan daging mentah yang belum dimasak hukumnya boleh menurut mayoritas ulama, terkecuali jika daging tersebut bisa menimbulkan bahaya pemakannya maka hukumnya dimakruhkan bahkan diharamkan.

๐Ÿ“š Wallahu a’lam.
____________
[1] Syarah al Muwatha hal. 153
[2] Al Adab asy Syar’iyah (3/374)
[3] al Ghadaul al Albab (2/156)
[4] Al Fatawa Syabakah Islamiyah (17/362)
[5] Silsislatul Adab (6/92)
[6] Fatawa an Nawawi hal. 104
[7] Al Mausu’ah ash Shana’ah al Halal (1/113)
×
Berita Terbaru Update