Bagi banyak orang, Pipiet Senja bukan hanya seorang rekan, melainkan sahabat, guru, sekaligus penguat di kala duka. Beliau dikenal luas sebagai sosok yang penuh semangat, humoris, namun juga memiliki empati mendalam terhadap penderitaan orang lain. Selama puluhan tahun kiprahnya, ia tak hanya menulis, tetapi juga menggerakkan banyak penulis lain untuk terus berkarya.
Pertemuan dengan Pipiet Senja bagi sebagian orang menjadi titik balik. Ia membuka jalan, memperkenalkan dunia kepenulisan, bahkan merangkul mereka yang awalnya hanya berani bermimpi menjadi penulis. Dalam perjalanannya, beliau dikenal sebagai sosok yang “meneror” dengan cinta—dorongan yang membuat banyak orang akhirnya berani menyelesaikan naskah dan melahirkan karya. Dari tangan-tangan yang ia bimbing, lahir banyak buku yang menjadi penghibur, penyemangat, sekaligus sumber inspirasi bagi ribuan pembaca di berbagai penjuru.
Di kalangan rekan-rekannya, Pipiet Senja selalu dikenang sebagai pribadi yang ceria. Kehadirannya mampu mencairkan suasana, menghadirkan tawa bahkan di tengah percakapan tentang luka dan kehilangan. Meski hidupnya penuh ujian, ia tetap menghadapi semuanya dengan kekuatan dan optimisme.
Selain karya-karyanya sendiri, beliau juga memberikan ruang bagi anak-anaknya untuk berkarya. Salah satunya adalah ketika beliau mempercayakan naskah pertama putrinya, yang masih berusia SMP saat itu, untuk diedit dan diterbitkan. Sikap ini mencerminkan betapa beliau selalu ingin menyalakan semangat menulis di sekelilingnya, termasuk pada keluarganya sendiri.
Pertemuan terakhir dengan sahabat-sahabatnya menegaskan bahwa meski dalam kondisi yang tidak mudah, Pipiet Senja tetap hadir sebagai teman berbagi cerita dan penguat. Ia meninggalkan kenangan yang mendalam—tentang cinta, perjuangan, air mata, dan tawa yang tulus.
Kini, Pipiet Senja telah bebas dari rasa sakit. Doa dipanjatkan semoga Allah SWT menerima segala amal ibadahnya, mengampuni dosanya, melapangkan kuburnya, serta menempatkannya di tempat terbaik di sisi-Nya.
Pagi ini kita semua kehilangan sosok yang begitu istimewa dalam hidup kami. Guru, kakak, sahabat, dan inspirator kami, Teteh Pipiet Senja (Ety Hadiwati Arief), telah berpulang ke Rahmatullah pada malam ini, Senin, 29 September 2025, sekitar pukul 21.00 WIB, menjelang usia 70 tahun.
Kepergiannya meninggalkan ruang hampa yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Teteh Pipiet bukan hanya pengajar dan sahabat; ia adalah cahaya yang menuntun, tawa yang menguatkan, dan pelukan hangat di saat dunia terasa berat. Kenangan, cerita, dan kebaikannya akan selalu hidup di hati kami.
Selamat jalan, Pipiet Senja. Jejakmu akan terus hidup dalam karya, kenangan, dan hati orang-orang yang pernah engkau sentuh.