Fikroh.com - Perang Mu'tah adalah perang terbesar dan terdahsyat yang pernah terjadi di masa hidup nabi. Bahkan perang ini lebih dahsyat daripada perang Badar. Bila di Badar pasukan muslim hanya menghadapi musuh yang jumlahnya 3x lipat lebih banyak, maka di Mu'tah, pasukan Muslim harus menghadapi musuh dengan jumlah yang lebih gila lagi: hampir 70x lipat lebih banyak!
Berikut deskripsi singkat Perang Mu'tah:
- Kubu: Pasukan Muslim VS pasukan Byzantium/ Rum
- Kepala negara: Muhammad saw VS Heraclius
- Jumlah pasukan: Muslim 3000 VS Rum 200.000 orang.
- Lokasi perang: di Mu'tah, antara Yordania-Suriah.
Latar Belakang Perang:
Pada tahun 8 H, Rasulullah saw mengirim surat kepada pemimpin Bushra (daerah di bawah kekuasaan Rum). Namun di perjalanan sang utusan dihadang, dan kmdn diserahkan kepada Heraclius. Heraclius pun membunuh sang utusan. Di tahun yang sama pula, pasukan Rum membunuh 15 orang sahabat nabi di Dhat at Talh.
Ini merupakan hinaan luarbiasa besar bagi Madinah. Dalam perpolitikan dunia masa itu, membunuh seorang utusan sama artinya dengan ajakan perang. Ditambah lagi pembunuhan 15 orang sahabat nabi, cukuplah alasan buat nabi untuk memberikan pembalasan pada kesombongan Heraclius. Genderang perang pun ditabuh. 3000 pasukan muslim dipersiapkan. Itu adalah jumlah pasukan terbesar sepanjang hidup nabi. Sebelumnya tdk pernah pasukan muslim terkumpul sebanyak itu, kecuali pada perang Ahzab.
Kontroversi Sebelum Pemberangkatan
Banyak orang arab seputar Madinah mencibir keberangkatan pasukan muslim ini. Perlu diketahui, pasukan Heraclius saat itu adalah pasukan terkuat di dunia.
Beberapa tahun sblmnya mereka sudah pula menaklukkan pasukan Persia, sebuah kerajaan superpower di timur tengah. Apalah arti pasukan muslim yang baru juga berdiri 8 tahun, dengan teknologi militer pas-pasan, dibandingkan pasukan superpower Romawi yang tiada bandingannya di dunia? Yang sdh berdiri ribuan tahun, dengan kecanggihan militer tiada banding? Itu sama saja bunuh diri. Demikian pendapat bangsa Arab.
Tapi nabi punya pendapat lain: Kehormatan Islam harus dijaga. Romawi harus tahu, bahwa mereka tidak boleh sembarangan membunuh umat islam. Maka Bismillah, pasukan pun diberangkatkan.
Komandan Pasukan Islam
Nabi menetapkan Zaid bin Haritsah sbg pimpinan utama. Bila gugur, maka digantikan sepupu nabi, Ja'far bin Abu Thalib. Bila ia pun gugur, maka digantikan oleh Abdullah bin Rawahah. Demikian ketetapan nabi.
Awal Peperangan
Pasukan muslim terkejut ketika melihat jumlah pasukan Romawi yang demikian banyaknya. Tepat seperti dugaan bangsa Arab, pasukan Romawi hampir mustahil dikalahkan. 3000 orang melawan 200.000? 1 orang melawan 70 orang? Mustahil. Ini sama saja pembantaian.
Pasukan muslim sempat berencana untuk berbalik ke belakang, atau setidaknya duduk menunggu bantuan bala tentara datang. Namun Abdullah bin Rawahah menguatkan.
"Wahai sahabat, apa yang tidak kalian sukai dlm perang ini sesungguhnya sesuatu yang kita cari. Yaitu mati syahid. Kita tidak berperang karena jumlah, kekuatan, dan banyaknya personil.
Tapi kita berperang untuk membela agama ini. Maka berangkatlah, krn di sana hanya ada 2 kebaikan: menang, atau mati syahid."
Demikianlah, akhirnya mereka secara bulat menjalankan saran Abdullah.
Jalannya Peperangan
Demikianlah, peperangan pun berlangsung dengan teramat dahsyat. 3000 orang melawan 200.000 orang. Sesuatu yg tidak masuk akal, tidak rasional, dan bodoh. Di mata manusia. Kenapa pasukan muslim tidak mundur saja? Bukankah ini kebodohan besar? Menyerahkan nyawa pada musuh yang jumlahnya 70 kali lebih banyak?
Namun kekuatan iman berada di atas batas rasional manusia. Zaid bin Haritsah berperang dengan gagah berani. Menebas puluhan musuh di hadapannya. Sampai kemudian sebatang tombak mengenainya, dan ia pun syahid.
Dengan sigap, bendera diambil oleh Ja'far. Saudara Ali bin Abi Thalib ini bertempur dengan teramat dahsyat dan di luar batas akal manusia. Ketika tangan kanannya yg memegang bendera ditebas musuh, ia pindahkan bendera ke tangan kiri. Darah memuncrat deras dari tangan kanannya yg terpotong, namun energinya spt tak terpengaruh. Ia bertahan, berusaha melawan dengan tangan kirinya. Sampai kemudian tangan kirinya pun ditebas musuh, dan ia msh mempertahankan bendera di ketiaknya, dengan lengan yg masih tersisa, dan darah yang bermuncratan dari kedua tangannya.
Ketika akhirnya Ja'far pun syahid kehabisan darah, Abdullah bin Rawahah mengambil alih bendera tsb. Seperti pendahulunya, iapun bertempur dengan perkasa, sampai akhirnya gugur, dan peperangan hari itu berakhir.
Malam harinya, Pasukan muslim berunding memilih siapa pengganti komandan perang. 3 komandan pilihan nabi sdh gugur. Kini mrk harus memilih sendiri pemimpin mrk. Hasil perundingan, dipilihlah Khalid bin Walid sbg komandan pasukan muslim esok hari.
Khalid bin Walid, si "pedang Allah" pun mengatur strategi perang. Yup, perang ini hampir mustahil dimenangkan. Bhkn teramat sangat mungkin, mrk semua akan mati terbantai. Tapi dengan strategi yg cerdik, minimal mrk bisa membuat takut Romawi, sehingga mereka bisa pulang ke Madinah tanpa dikejar.
Esoknya Khalid bin Walid merubah komposisi pasukan dan mempersiapkan pola baru. Saat romawi melihat perubahan ini, mrk seakan tak percaya. "Wah, rupanya muslimin mendapat bala bantuan".
Seketika itu pula ketakutan menyergap hati pasukan romawi. Dan mereka pun sekali lagi bertempur. Setelah bbrp lama bertempur, pasukan muslim pun pelahan mundur.
Sebenarnya, pasukan romawi bisa saja mengejar mereka. Namun itu tidak dilakukan, krn Romawi takut pasukan muslim akan menerapkan suatu tipuan, menarik mereka ke padang pasir, dan menyergap mereka di sana. Maka romawi pun tidak berani mengejar.
Akhir peperangan
Dari jumlah 3000 orang yang dikirim Nabi, hanya 12 orang yang gugur. Sisanya berhasil pulang ke Madinah dalam keadaan selamat.
Dampak peperangan
Walau tidak berhasil meraih kemenangan, namun keberhasilan pasukan muslim lolos dari pembantaian musuh yg jumlahnya 70x lebih banyak, dengan kekuatan militer nomor 1 di dunia, membuat bangsa arab berdecak kagum. Bagi Madinah, keberhasilan ini menebalkan keyakinan mereka, bahwa Allah selalu menolong mereka, dan bahwa Muhammad saw adalah benar seorang nabi. Bagi bangsa Arab di luar Madinah, yang sebelumnya memusuhi Islam, berbalik simpati. Beberapa bani arab pun berbondong-bondong menemui nabi menyatakan masuk Islam. Pamor islam dan Madinah pun serta merta mencuat di kalangan bangsa Arab.
Demikianlah sepotong sejarah dlm kehidupan nabi. Momen saat pasukan muslim berhasil menang impas melawan kekuatan superpower dunia. Sesuatu yg mustahil, sesuatu yang tidak mungkin, sesuatu yang irasional. Namun terjadi juga, semata-mata krn pertolongan Allah, dan keikhlasan perjuangan kaum muslimin.
Perang Mu'tah adalah perang pertama, dari peperangan-peperangan berikutnya antara Madinah vs Romawi. Di masa Umar bin Khattab kelak, pasukan muslim berhasil menaklukkan Yerussalem dari kekuasaan Romawi, dilanjutkan kemudian menaklukkan Damaskus, tempat awal bertahtanya Romawi Byzantium.
Damaskus, kota kuno yg pernah dikuasai Nebukadnezar dari Babilonia, lalu Raja Cyrus dari Persia, lalu Raja Alexander Agung dari Macedonia. Dan sejak itu sampai 1000 tahun berikutnya, Damaskus berada di bawah kekuasaan Barat, sampai Umar bin Khattab berhasil membebaskan Damaskus pada 635 M. Atau 6 tahun pasca perang Mu'tah.
Sumber:
1. Siroh Nabawiyah, Syaikh Shafiyur Rahman Al Mubarakfury
2. Ensiklopedia Peradaban Islam Damaskus, Dr. muhammad Syafii Añtonio
Posting Komentar