Fikroh.com - Nabi Muhammad ﷺ bukan hanya seorang pembawa risalah, tetapi juga manusia pilihan yang dianugerahi berbagai keistimewaan. Para sahabat yang hidup bersama beliau sering kali menyaksikan hal-hal luar biasa yang tidak dimiliki manusia biasa. Begitu pula para ulama dari generasi ke generasi mencatat keutamaan beliau dalam kitab-kitab sirah, hadits, dan syarah.
Menelusuri keistimewaan Nabi ﷺ bukanlah sekadar mengagumi mukjizat, tetapi juga menumbuhkan cinta, meneguhkan iman, serta menambah rasa syukur atas anugerah terbesar berupa diutusnya beliau sebagai rahmat bagi semesta.
Berikut adalah beberapa keistimewaan Rasulullah ﷺ sebagaimana diriwayatkan dalam literatur Islam klasik.
1. Rasulullah ﷺ Tidak Memiliki Bayangan
Dalam kitab Subulul-Huda war-Rasyad, Muhammad bin Yusuf as-Shalihi mengutip keterangan Ibn Sab’ yang menyebutkan bahwa Rasulullah ﷺ tidak memiliki bayangan. Hal itu karena beliau adalah cahaya, sementara cahaya tidak akan menimbulkan bayangan ketika terkena cahaya lain.
وقال ابن سبع رحمه اللَّه تعالى: في خصائصه: إن ظله صلى اللَّه عليه وسلم كان لا يقع على الأرض وإنه كان نوراً وكان إذا مشى في الشمس أو القمر لا يظهر له ظل.
Menurut Ibn Sab’, ketika Rasulullah ﷺ berjalan di bawah sinar matahari atau cahaya bulan, tidak pernah tampak bayangan tubuh beliau. (Lihat: Subulul-Huda war-Rasyad, juz 2, hlm. 90).
2. Hati Rasulullah ﷺ Tetap Terjaga Walau Kedua Matanya Tidur
Keistimewaan lain adalah meskipun mata beliau tertidur, hatinya tidak pernah tidur. Hal ini beliau sampaikan sendiri kepada Aisyah r.a. ketika ditanya mengenai kebiasaan beliau shalat malam.
عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ، أَنَّهُ سَأَلَ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ... فَقَالَ: يَا عَائِشَةُ إِنَّ عَيْنَيَّ تَنَامَانِ وَلَا يَنَامُ قَلْبِي.
Dalam riwayat tersebut, Aisyah menuturkan bahwa Rasulullah ﷺ terbiasa menunaikan shalat malam 11 rakaat. Saat beliau ditanya, “Apakah engkau tidur sebelum melaksanakan witir?” Rasulullah ﷺ menjawab, “Wahai Aisyah, kedua mataku memang tidur, tetapi hatiku tidak pernah tidur.” (HR. Malik).
3. Rasulullah ﷺ Tidak Pernah Menguap
Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam Syarah Shahih al-Bukhari menegaskan bahwa para nabi, termasuk Nabi Muhammad ﷺ, tidak pernah menguap. Menguap merupakan hal yang disukai setan dan dibenci Allah, karena ia lahir dari kondisi perut kenyang dan tubuh malas, yang berujung pada kelalaian dalam ibadah. (Lihat: Ibnu Hajar, Syarah Shahih al-Bukhari, jilid 10, hlm. 607).
Rasulullah ﷺ bersabda:
التَّثَاؤُبُ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ، فَإِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا قَالَ: هَا، ضَحِكَ الشَّيْطَانُ
“Menguap berasal dari setan. Jika seseorang di antara kalian menguap, maka tahanlah semampu mungkin. Sebab jika ia mengucapkan ‘hah’, setan akan tertawa.” (HR. al-Bukhari).
Dalam hadits lain disebutkan:
إِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فِي الصَّلَاةِ، فَلْيَضَعْ يَدَهُ عَلَى فِيهِ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ مَعَ التَّثَاؤُبِ
“Apabila seseorang di antara kalian menguap dalam shalat, hendaklah ia menutup mulut dengan tangan, karena setan ikut masuk bersama menguap.” (HR. Ahmad).
4. Segala Kotoran Rasulullah ﷺ Diserap Bumi
Ibnu Katsir dalam as-Sirah an-Nabawiyah meriwayatkan kisah Laila, pelayan Aisyah r.a., yang tidak pernah menemukan sisa apapun di tempat buang hajat Rasulullah ﷺ.
يْلَى مَوْلَاةُ عَائِشَةَ، قَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّكَ تَخْرُجُ مِنَ الْخَلَاءِ فَأَدْخُلُ فِي أَثَرِكَ فَلَمْ أَرَ شَيْئًا، إِلَّا أَنِّي أَجِدُ رِيحَ الْمِسْكِ؟ فَقَالَ: إِنَّا مَعْشَرَ الْأَنْبِيَاءِ تَنْبُتُ أَجْسَادُنَا عَلَى أَرْوَاحِ أَهْلِ الْجَنَّةِ، فَمَا خَرَجَ مِنَّا مِنْ نَتْنٍ ابْتَلَعَتْهُ الْأَرْضُ
Laila berkata, “Wahai Rasulullah, setiap kali engkau keluar dari tempat buang hajat, aku masuk setelahmu. Namun, aku tidak pernah melihat sesuatu kecuali mencium aroma kasturi.” Beliau menjawab, “Kami para nabi, tubuh kami diciptakan dengan ruh penghuni surga. Maka apa pun yang keluar dari tubuh kami akan langsung diserap bumi.” (Lihat: Ibnu Katsir, as-Sirah an-Nabawiyah, jilid 4, hlm. 650).
Penutup
Keistimewaan Nabi Muhammad ﷺ tidak bisa dihitung dengan bilangan. Riwayat-riwayat di atas hanyalah sebagian kecil dari keagungan beliau yang dicatat dalam sejarah. Setiap keutamaan itu bukan semata untuk mengagumi pribadi Rasulullah ﷺ, melainkan juga sebagai tanda kebesaran Allah yang memilih beliau sebagai penutup para nabi.
Semoga dengan mengenal dan mengingat keistimewaan-keistimewaan beliau, cinta kita kepada Rasulullah ﷺ semakin dalam, ketaatan kita pada sunnahnya semakin teguh, dan kelak kita termasuk orang-orang yang beruntung memperoleh syafaat beliau di hari akhir.
Wallāhu a‘lam.
