Konflik India–Pakistan: Akar Sejarah, Penyebab Utama, dan Dampaknya
Konflik antara India dan Pakistan merupakan salah satu perseteruan geopolitik paling kompleks dan berkepanjangan di Asia Selatan. Kedua negara yang dulunya satu wilayah di bawah kekuasaan Inggris ini kini telah beberapa kali terlibat perang, bentrokan militer, dan persaingan strategis, terutama soal wilayah Kashmir. Untuk memahami akar konflik ini, kita perlu menelusuri sejarahnya sejak sebelum kemerdekaan.
Asal Mula Konflik: Partisi 1947
Segalanya bermula ketika India merdeka dari Inggris pada 15 Agustus 1947, namun kemerdekaan itu disertai dengan pemisahan wilayah berdasarkan mayoritas agama. Wilayah India dibagi menjadi dua negara: India (sebagian besar Hindu) dan Pakistan (dirancang sebagai negara Muslim). Pembagian ini dikenal sebagai Partisi India, yang didalangi oleh kebijakan Inggris dan didorong oleh perbedaan ideologis serta tekanan politik dari Liga Muslim pimpinan Muhammad Ali Jinnah.
Partisi ini menimbulkan kekacauan besar. Sekitar 15 juta orang terpaksa mengungsi melintasi perbatasan baru, dan lebih dari 1 juta orang tewas dalam kekerasan antaragama. Tragedi kemanusiaan ini meninggalkan luka sejarah yang dalam, menjadi fondasi permusuhan antara kedua bangsa.
Kashmir: Jantung Sengketa
Masalah utama dalam konflik India–Pakistan adalah sengketa wilayah Kashmir. Saat partisi, negara bagian Jammu dan Kashmir adalah wilayah mayoritas Muslim, tetapi dipimpin oleh seorang raja Hindu, Maharaja Hari Singh. Ia awalnya ingin merdeka, namun saat pasukan bersenjata dari Pakistan menyerbu wilayahnya, ia meminta bantuan India. Sebagai syarat bantuan, India mengharuskannya menandatangani Instrumen Aksesi, yang menyatakan Kashmir bergabung dengan India.
Keputusan ini tidak diterima oleh Pakistan. Maka, meletuslah Perang India–Pakistan pertama (1947–1948). Perang ini berakhir dengan campur tangan PBB dan gencatan senjata, menghasilkan pembagian de facto Kashmir menjadi dua: Jammu dan Kashmir (dikuasai India), dan Azad Kashmir serta Gilgit-Baltistan (dikuasai Pakistan). Garis pemisah ini disebut Line of Control (LoC).
Namun, perjanjian ini tidak menyelesaikan masalah. Kedua negara tetap mengklaim seluruh wilayah Kashmir sebagai miliknya.
Perang dan Krisis yang Berulang
Selain perang pertama tahun 1947, India dan Pakistan juga terlibat perang besar pada:
- 1965: Perang kedua pecah ketika Pakistan mencoba menyusup ke Kashmir. India melakukan serangan balasan. Konflik berakhir dengan Perjanjian Tashkent yang dimediasi Uni Soviet.
- 1971: Perang ketiga, dipicu oleh krisis kemanusiaan di Pakistan Timur (sekarang Bangladesh). India membantu gerakan kemerdekaan Bangladesh dan menang telak. Ini membuat hubungan kedua negara makin memburuk.
- 1999 (Perang Kargil): Pasukan Pakistan menyusup ke wilayah Kargil di Kashmir. India berhasil merebut kembali wilayah itu. Dunia internasional mengecam Pakistan atas pelanggaran LoC.
Perlombaan Senjata dan Ancaman Nuklir
Situasi menjadi semakin berbahaya saat kedua negara mengembangkan senjata nuklir. India melakukan uji coba nuklir pertama pada 1974, dan Pakistan menyusul pada 1998 sebagai respons atas uji coba India yang dilakukan pada tahun yang sama. Sejak saat itu, kedua negara berada dalam status deterrence atau saling menahan diri karena ancaman kehancuran besar-besaran.
Namun, meskipun tidak ada perang besar sejak 1999, ketegangan tetap tinggi, terutama karena aksi-aksi terorisme lintas batas. India menuduh Pakistan mendukung kelompok militan seperti Jaish-e-Mohammed dan Lashkar-e-Taiba, yang bertanggung jawab atas serangan besar seperti:
- Serangan Mumbai 2008: Menewaskan 166 orang, termasuk warga asing.
- Serangan Pulwama 2019: Menewaskan 40 tentara paramiliter India. India kemudian melancarkan serangan udara ke wilayah Balakot, Pakistan, yang memicu ketegangan serius.
Upaya Perdamaian dan Tantangan Diplomatik
Meski hubungan kerap memanas, kedua negara juga beberapa kali mencoba berdamai melalui diplomasi, pertemuan bilateral, serta perjanjian dagang. Namun, upaya ini sering kandas karena perubahan politik domestik, serangan teror, atau provokasi di Kashmir.
Contoh terbaru adalah perjanjian gencatan senjata di LoC pada tahun 2021, yang memberikan harapan baru. Namun, stabilitas tetap rapuh.
Penutup: Konflik yang Tak Kunjung Usai
Konflik India–Pakistan adalah cerminan dari sejarah pahit, rivalitas ideologis, serta pertarungan atas identitas dan wilayah. Selama isu Kashmir belum terselesaikan dan sentimen nasionalisme ekstrem tetap menyala, perdamaian sejati masih sulit dicapai. Kedua negara perlu membangun dialog yang jujur dan mengedepankan kepentingan rakyat, bukan hanya kebanggaan geopolitik semu.